Pembangunan Stadion Internasional di Gambut: Membangun Masa Depan Kalimantan Selatan

Sekretaris Dewan Pendiri Rabithah Melayu-Banjar, Najmi Fuady juga sebagai tokoh muda Nahdatul Ulama Kalsel.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Rencana Gubernur Kalsel terpilih periode 2025-2030, Muhidin membangun stadion internasional mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Salah satunya, tokoh muda Nahdatul Ulama, Najmi Fuady juga sebagai Sekretaris Dewan Pendiri Rabithah Melayu-Banjar yang menilai gasan besar Muhidin tersebut bertujuan membangun masa depan Kalimantan Selatan.

Stadion sepak bola bertaraf internasional itu rencananya akan dibangun di Jalan Gubernur Syarkawi, Kabupaten Banjar. Untuk pembebasan lahan sendiri telah direncanakan masuk APBD Tahun 2025. Hal tersebut merupakan bentuk keseriusan Muhidin dalam memajukan pembangunan Kalsel sebagai gerbang Ibu Kota Negara (IKN).

Menurut Najmi Fuady, gagasan besar Muhidin tersebut punya tantangan tersendiri di tengah lahan gambut dan dampak lingkungan dari aktivitas pertambangan adalah isu yang tidak bisa diabaikan.

“Masyarakat harus diberikan perspektif berbeda untuk melihat gagasan tersebut, melihat bagaimana rencana pembangunan stadion ini sebagai bagian dari ikhtiar genuine untuk meningkatkan kualitas infrastruktur olahraga dan kesejahteraan masyarakat Kalsel,” tuturnya, Rabu (18/12/2024).

Dikatakannya menyoroti pembangunan sebuah infrastruktur, janganlah hanya melihat dari bentuk fisik, namun potensi-potensi positif yang juga akan hidup di sekitarnya.

“Dengan perencanaan yang matang, sebutnya, proyek ini tidak hanya akan menjadi pusat olahraga, tetapi juga dapat mendorong perkembangan ekonomi lokal yang strategis untuk mendorong daya saing daerah, dan memperkuat identitas daerah,” ucapnya.

Selain itu, berbagai kegiatan besar, mulai dari kejuaraan olahraga hingga konser nasional-internasional dapat diadakan di stadion internasiona.

“Hal ini akan meningkatkan profil Kalimantan Selatan di tingkat nasional dan internasional, sekaligus membuka peluang kerja di sektor konstruksi, perhotelan, transportasi, hingga kuliner,” imbuhnya.

Sebagai contoh, kata Najmi, kesuksesan serupa dapat dilihat dari Stadion Manahan di Solo dan Stadion Jakabaring di Palembang. Keduanya berhasil menggerakkan roda ekonomi lokal, menarik wisatawan, dan menciptakan pusat aktivitas baru di wilayahnya masing-masing. Dengan keberadaan stadion di Gambut, peluang serupa terbuka lebar untuk Kalimantan Selatan.

Najmi menambahkan, pembangunan stadion internasional juga membawa dampak positif bagi generasi muda banua mengembangkan segala potensi yang ada.

Fasilitas bertaraf internasional akan menyediakan tempat latihan dan kompetisi bagi atlet lokal, menciptakan peluang lebih besar untuk melahirkan bintang olahraga yang dapat mengharumkan nama daerah di panggung nasional dan global.

Baca Juga Pembebasan Lahan Pembangunan Stadion Sepak Bola Internasional Dimasukkan di APBD Perubahan 2025

Baca Juga Bang Hasnur Sambut Kabar Gembira Stadion Demang Lehman Segera Akan Digunakan

“Selain itu, stadion dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pengembangan bakat. Dengan adanya ruang publik yang representatif, masyarakat, terutama kaum muda, akan memiliki akses ke berbagai aktivitas sosial, budaya, dan olahraga yang memperkaya kualitas hidup mereka,” ujarnya.

Sementara itu, dia menerangkan satu hal yang cukup menarik dari gagasan Muhidin yang telah resmi dilantik oleh Presiden RI menjadi Gubernur Kalimantan Selatan untuk sisa jabatan 2020-2024 yaitu memilih kawasan Gambut sebagai lokasi Pembangunan.

Menurutnya keputusan Muhidin sangat strategis. Karena Gambut merupakan daerah penyangga untuk kota Banjarmasin dan kota Banjarbaru yang kita tahu sebagai pusat perekonomian dan industri di Kalimantan Selatan.

“Selain itu Gambut masih memiliki tanah kosong yang sangat luas, serta memiliki akses transportasi yang baik dan potensi besar untuk berkembang menjadi kawasan ekonomi baru. Dengan keberadaan stadion, saya yakin infrastruktur pendukung seperti jalan, transportasi umum, dan fasilitas publik lainnya juga akan ikut berkembang, menciptakan kawasan yang modern dan terintegrasi,” jelasnya.

Sementara itu, gagasan Muhidin tersebut juga memadukan kemajuan dan kelestarian alam.
Menurutnya memang tidak dapat disangkal bahwa pembangunan di wilayah Gambut Kabupaten Banjar merupakan lahan basah membawa tantangan tersendiri, terutama terkait dampak lingkungan.

“Dengan memaksimalkan insinyur-insinyur terbaik banua, kita bisa membangun teknologi ramah lingkungan dan desain yang berbasis pada prinsip keberlanjutan, pembangunan stadion ini bisa dilakukan tanpa merusak ekosistem gambut yang sangat sensitif,” katanya.

Dalam prosesnya, kata Najmi, harus melalui pendekatan berbasis tata ruang yang baik. Yang mana perlu mengintegrasikan proyek dengan upaya rehabilitasi lingkungan dan konservasi lahan gambut. Ke depan, stadion ini bisa menjadi contoh bagaimana pembangunan infrastruktur dan pelestarian alam dapat berjalan berdampingan.

Dia menekankan, pembangunan stadion internasional di Gambut adalah langkah besar yang membutuhkan komitmen, perencanaan matang, dan kerja sama semua pihak. Proyek ini bukan hanya tentang membangun sebuah fasilitas olahraga, tetapi juga menciptakan simbol kemajuan, ruang publik yang inklusif, dan peluang ekonomi baru bagi masyarakat Kalimantan Selatan.

“Kapan lagi kita bisa melihat nasi itik gambut dan tapai gambut bisa menasional bahkan mendunia. Oleh karena itu, gagasan ini perlu kita tindaklanjuti bersama dengan dukungan penuh kepada Bapak H. Muhidin untuk membangun stadion internasional di Gambut sebagai bagian dari visi besar untuk kemajuan banua kita tercinta,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi