BANJARMASIN, klikkalsel – Suasana haru mengiiringi upacara memperingati wafatnya pahlawan nasional, Pangeran Antasari ke 156 di Makam Pahlawan, Jalan Malkon Temon, Banjarmasin.
Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor mengatakan bahwa upacara ini menjadi momentum untuk mengenang kembali jasa Pangeran Antasari dalam mengusir penjajah di Banua.
Gubernur yang akrab disapa Paman Birin ini terdengar terisak-isak dalam sambutannya. Ia mengungkapkan perasaan haru tiba-tiba tergiang mengingat bagaimana Pangeran Antasari berjuang.
Menurut Paman Birin, Pangeran Antasari tidak hanya berjasa dan jadi teladan rakyat dimasanya saja tetapi menjadi teladan hingga saat ini.
“Rasanya haru, artinya peninggalan beliau (Pangeran Antasari) melewati filosofi dan kalimat bertuahnya sampai hari ini mewarnai masyarakat Kalsel,” kata Paman Birin, usai tabur bunga dan doa di Makan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari, Kamis (11/10/2018).
Paman Birin menambahkan,ke 156 ini menjadi momentum upacara wafatnya Pangeran Antasari ini juga harus dimaknai dan mewarisi semangat Pangeran Antasari yakni Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing.
Selain itu, dalam peringatan upacara tersebut, hadir buyut dari Pangeran Antasari, Gusti Aminullah yang sempat dibuang oleh penjajah di Pulau Jawa di Kota Bogor dan sesudah 40 tahun baru diperbolehkan kembali ke Kalsel.
“Jadi, saya buyut dari Pangeran Antasari. Anak dari Pangeran Muhammad Said, yakni Gusti Arsyad merupakan orangtua saya,” kata Aminullah yang sudah berusia 81 tahun.
Terkait kepedulian Pemerintah yang terus memperingati wafatnya Pangeran Antasari, Aminullah mengaku sangat berterima kasih dan bangga.
“Dengan perhatian Pemerintah ini menjadi bentuk untuk melanjutkan perjuangan beliau,” kata Aminullah yang merupakan keturunan ketiga Pangeran Antasari.
Selain itu, semangat Pangeran Antasari yang sampai saat ini masih bergelora yang terus digelorakan Paman Birin yaitu, Haram menyarah Waja Sampai Kaputing dan Jangan becakut pepadaan, Aminullah menuturkan bangga.
“Apa yang jadi semangat dan wasiat beliau terus bergelora hingga saat ini, itu wasiat untuk generasi sekarang, dan semoga terus selalu menjadi penyemangat dan dapat dijalankan,” pungkas Aminullah.
Gusti Aminullah sendiri, merupakan keturunan Pangeran Antasari ke 17 yang tertua dan masih hidup hingga saat ini. (rizqon)
Editor : Elo Syarif