Pesan Pangeran Antasari
Dalam kepemimpinannya, ada tujuh pesan penting yang digaungkan kepada pejuang.
1. Haram Manyarah Waja sampai Kaputing.
Semboyan tersebut bermakna haram hukumnya menyerah kepada musuh, tekat tak tergoyahkan, perjuangan yang ulet dan tabah sampai akhir, hingga kemenangan diraih. Semboyan itu juga diamanatkan almarhum kepada keturunan beliau, termasuk warga Banjar, Kalsel.
2. Lamun Tanah Banyu Kita Kada Handak di Lincai Urang, Jangan Bacakut Papadaan Kita.
Maksud pesan ini yaitu jika tanah air tidak ingin dijajah/diambil orang, maka jangan mau diadu domba bertengkar sesama warga sendiri.
3. Lamun Handak Tulak Manyarang Walanda, Baikat Hati di Tali Sindat.
Pemerhati Kebudayaan Banjar, Datuk Cendekia Kesultanan Banjar, Taufik Arbain menerangkan, maksud pesan ketiga Pangeran Antasari itu adalah sebuah tekat yang kuat berjihad di jalan Allah atau Fii Sabilillah melawan penjajah Belanda.
“Mengapa Pangeran Antasari mengumandangkan itu, karena cara yang mempengaruhi emosial nuansa kebatinan orang-orang Banjar melawan Belanda itu kecuali Jihad Fii Sabilillah,”ujarnya.
4. Jangan Mati Paharatan Bukah, Matilah Kita di Jalan Allah.
Taufik mengatakan, pesan Pangeran Antasari ini menegaskan bahwa pasukan Banjar tidak akan mundur dalam peperangan dan tidak takut mati di tangan Belanda.
5.Siapa Nang Babaik-baik Wan Walanda, Tujuh Katurunan Kahada Aku Sapa.
Pangeran Antasari menyatakan sikap agar para rakyat tidak tergiur bujuk rayu Belanda, bahkan beliau bersumpah tidak akan menyapa bagi yang berkhianat.
6. Amun Kita Sudah Sapakat Handak Mahinyik Walanda, Janganlah Walanda Diberi Muha. Badaras Pagat Urat Gulu Amun Manyarah Kahada.
Taufik Arbain menerangkan, komitmen bulat Pangeran Antasari untuk melawan dan mengusir penjajah Belanda tanpa ampunan sedikit pun. Walaupun dalam perjuangan kalah jua, Pangeran Antasari menyatakan tak menyerah meski taruhannya nyawa.
Masyarakat Banjar, ujarnya, harus menyadari dan berbangga dengan peperangan yang dikumandangkan Antasari kepada Belanda.
“Sebab Pangeran Antasari lah adalah salah satu rangkaian tanpa menampik para pejuang lain menjadikan bangsa Banjar ini sebagai bangsa pejuang dan bangsa pahlawan,” ujarnya yang juga sebagai Staf Khusus Gubernur Kalsel.
7.Haram Dijamah Walanda, Haram Diriku Dipanjara. Haram Negeriku Dijajah.
Pangeran Antasari menegaskan dirinya anti Belanda. Beliau mengharamkan dirinya ditangkap Belanda dan terus melakukan perlawanan secara bergerilya hingga membuat penjaga kewalahan. Beliau juga menyatakan, enggan negeri tanah Banjar dan Nusantara dijajah Belanda.
Itulah pesan-pesan penting Pangeran Antasari yang menjadi api semangat perlawanan rakyat Banjar setelah beliau wafat tanggal 11 Oktober 1862 di kampung Bayan Begok akibat wabah penyakit cacar yang pada saat itu sedang ganas ganasnya.
“Yang disampaikan Pangeran Antasari itu tidak sebatas kepada pejuang sezamannya. Tetapi juga turun pada zaman-zaman keturunannya yakni Sultan Muhammad Seman dan Gusti Muhammad Arsyad,” tandasnya Taufik Arbain.
Amanat Pangeran Antasari Terus Bergelora
Pada peringatan wafatnya Pangeran Antasari ke 159, Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor menyampaikan semua kalangan perlu mewarisi nilai-nilai juang para pahlawan yang tentunya memberikan pembelajaran yang baik atau tuntunan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa.
“Itu yang harus kita warisi dalam kita menghadapi persoalan negara, pemerintahan, sosial kemasyarakatan, apa saja. Semangat itu yang harus diwarisi,” pesan gubernur akrab disapa Paman Birin di Makam Pahlawan Nasional Pengeran Antasari di Komplek Malkon Temon, Rabu (Senin 11/10/2021).
Selain itu, pesan-pesan yang diamanatkan Pangeran Antasari ujarnya, senantiasa relevan dengan kehidupan saat ini. Semangat seperti Haram Manyarah, Waja Sampai Kaputing. Atau Jangan Bacaut Papadaan, perlu jadi pegangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan, Siti Nuryani mengatakan, peringatan wafatnya Pangeran Antasari yang rutin dilaksanakan setiap tahun adalah bentuk penghargaan kepada pejuang Banjar. Menurutnya, banyak pelajaran yang dapat dipetik dari sosok Pengeran Antasari.
“Beliau selalu berpesan ingat kepada Allah subhanahu wa taala, dan Haram Manyarah Waja sampai Kaputing. Itu pesan yang paling krusial di masa sekarang,” pungkasnya.
Pangeran Antasari dinobatkan menjadi Pahlawan Indonesia pada 27 Maret 1968 berdasarkan keputusan presiden Nomor : 06 / TK / Tahun 1968. (rizqon)
Editor: Abadi