Pihak universitas juga merekrut praktisi untuk menjadi dosen, seperti Prof Jiang sendiri yang sebelumnya bekerja sebagai wartawan.
Secara internal di univesitas, kata Jiang setiap pengajar diharuskan memiliki akun dan aktif di berbagai media sosial. Mereka harus meng-update status atau menulis di media sosial tiga kali dalam seminggu.
Kagiatan bermedia sosial harus dilaporkan pada universitas. Cara demikian untuk menjamin para dosen benar-benar mengikuti perkembangan media sosial.
Prof Zhao Hongyan menambahkan, di kampus jurnalisme Heilongjiang telah diperbanyak kuliah praktik kerja lapangan. Praktik kerja di perusahaan media dan mempraktikkan media sosial, merupakan hal penting bagi mahasiswa. “Ini sudah kami lakukan, sehingga ketika mereka lulus dari perguruan tinggi, sudah siap bekerja,” tutur Zhao.
Media dalam Posisi Sulit
Dalam kunjungan terpisah di Harian Heilongjiang, Direktur Harian Heilongjiang Group Zhang Chunjiao didampingi Wakil Pemimpin Redaksi Media Baru Wang Zhongbao menceritakan, medianya yang semula berupa surat kabar kini harus dilakukan konvergensi dengan semua platform media baru.
Menggabungkan media lama dan media baru, seperti siber, radio, dan televisi, serta berbagai aplikasi media sosial merupakan tantangan baru bagi pengelola media.
Walaupun Harian Heilongjiang dibiayai pemerintah, pimpinan media grup ini harus tetap mencari terobosan, supaya tetap hidup berkelanjutan.
Namun dijelaskan oleh Wang Zhongbao, perubahan menuju media baru ini menuntut para wartawan dan tenaga pendukung menguasi pekerjaan multi tasking, serba bisa untuk mengisi media baru yang multi platform.
Mereka harus bisa menulis, mengambil gambar, video, bekerja layaknya orang televisi dan radio, dan membuat grafis. “Ini tuntutannya sekarang,” kata Wang.
Akan tetapi menjadi tidak mungkin kalau dilakukan pemberhentian semua tenaga redaksi yang tidak bisa melakukan pekerjaan multi tasking.
Sebagai upaya peningkatan kemampuan multi skill (serba bisa), perusahaan memberi pelatihan-pelatihan untuk tenaga lama, selain merekrut tenaga yang baru tamat dari perguruan tinggi.
Farmers’ Daily (Harian Petani) di Beijing juga harus menyiapkan para tenaga ahli untuk media baru meskipun sasaran pembacanya adalah petani. Farmers’ Daily mengkhususkan pada pemberitaan petani, pertanian, dan pedesaan.
Menurut Pemimpin Redaksi Farmers’ Daily, Wang Yimin yang didampingi anggota Dewan Redaksi Farmers’ Daily Cao Rong, dan Direktur Bidang Luar Negeri, Zhao Jie, medianya berbasis komunitas petani.
Di Tiongkok jumlah petani sekitar 500 juta orang. Mereka itulah yang menjadi pasar Harian Petani. Jumlah pengakses media ini lewat internet sekitar 10 juta orang, dari 30 akun media sosial yang disiapkan.
Setiap hari media ini dicetak sampai sekitar 500 ribu eksemplar. Halaman-halamannya dihiasi banyak grafis, foto, ada barcode yang bila dipindai dengan telepon seluler memunculkan hasil liputan video.
Untuk sampai ke tangan petani, koran ini selain bisa diakses melalui internet juga dikirim secara fisik ke desa-desa, ke kantor-kantor kelurahan.
Surat kabar ini bisa tetap berkembang. Selain dibantu dana oleh pemerintah, harian ini juga mendapatkan iklan dari berbagai pihak.
Lawatan PWI dan JMSI ke Tiongkok diikuti Mohammad Nasir, HM Untung Kurniadi (keduanya pengurus harian PWI Pusat) dan Zainal Helmie Masdar (Ketua PWI Kalimantan Selatan). Sedang dari JMSI, hadir ketua umumnya, Dr Teguh Santosa didampingi dua pengurus lainnya, Wayan Sudane, dan Yophiandi Kurniawan.
Selama lawatan yang diisi dengan kunjungan dan diskusi, beberapa pengurus asosiasi wartawan China, All China Journalists Association (ACJA) turut mendampingi.
Mereka antara lain Wang Xin (wartawan China Media Grup), Li Heijing (Ketua ACJA kota Daqin), dan Qi Nilian (Wakil Ketua ACJA Provinsi Heilongjiang), Li Hao (wakil direktur bidang luar negeri), Chuanjun Wang dan Li Zhuoqi, keduanya membidangi urusan luar negeri.
Sekretaris Eksekutif ACJA Pusat Tian Yuhong di kantornya di Beijing juga menyambut kehadiran tim PWI dan JMSI dengan sambutan yang hangat.
Tian Yuhong pun titip salam untuk Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch. Bangun.
“Terima kasih kunjungannya, nanti dalam waktu dekat kami berkunjung ke PWI Pusat dan ketemu beliau,” kata Tian Yuhong yang berdiri dan mendekati meja Mohammad Nasir. (*)
Editor: Abadi