Lansia Ditemukan Gantung Diri di Kuin Selatan, Diduga Depresi Akibat Penyakit

Relawan emergency saat membantu melakukan evakuasi terhadap jasad M yang ditemukan gantung diri di rumahnya (sumber foto: Polsek Banjarmasin Barat)

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Warga Jalan Simpang Kuin Selatan, Kecamatan Banjarmasin Barat, digemparkan dengan penemuan seorang pria lansia yang diduga tewas akibat gantung diri di kediamannya, Senin (12/5/2025).

Lansia itu berinisial M (65), seorang buruh harian lepas yang tinggal di lokasi kejadian. Ia ditemukan sudah tak bernyawa oleh anak kandungnya, MZ (18), dalam posisi tergantung di dapur rumah.

Kapolsek Banjarmasin Barat, Kompol Pujie Firmansyah melalui Kanit Reskrim Ipda Ma’zun Koso menjelaskan, kejadian ini pertama kali diketahui saat MZ hendak mengecek keberadaan ayahnya.

“Almarhum terakhir terlihat sekitar pukul 24.00 Wita saat sedang tidur di kamar. Namun saat dicari pagi harinya, tidak ditemukan di kamar, hingga akhirnya saksi menemukannya dalam keadaan tergantung di dapur,” jelas Ipda Ma’zun.

Baca Juga : Sosialisasi Perda Kesejahteraan Sosial, Dewan Kalsel Tekankan Peran Masyarakat dan Perlindungan Lansia

Baca Juga : Pemuda 24 Tahun Ditemukan Tewas Gantung Diri

Dari hasil pemeriksaan sementara, almarhum diduga nekat bunuh diri. Hal ini diperkuat dengan keterangan keluarga yang menyebutkan bahwa almarhum kerap mengeluhkan kondisi kesehatannya.

“Ia memiliki riwayat komplikasi penyakit dan bahkan sempat beberapa kali menjalani perawatan intensif di rumah sakit,” jelasnya.

“Bulan lalu, almarhum sempat lima kali opname. Menurut pengakuan anak-anaknya, almarhum juga pernah mengutarakan keinginan untuk disuntik mati karena tidak tahan dengan penyakit yang dideritanya,” lanjutnya.

Petugas kepolisian dari Polsek Banjarmasin Barat yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP dan mengamankan barang bukti berupa seutas tali karet berwarna biru yang diduga digunakan korban untuk mengakhiri hidupnya.

“Hasil visum luar yang dilakukan di RS Ulin Banjarmasin tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Keluarga korban juga menolak dilakukan otopsi dan telah membuat surat pernyataan resmi,” pungkasnya. (airlangga)

Editor: Abadi