BANJARMASIN, klikkalsel – Ditengah kabar Kalimantan Selatan (Kalsel) yang kini berada di peringkat lima besar nasional untuk pengguna narkoba.
Wajar saja, jika hampir saban hari warga Kalsel masih mendapatkan berita pengungkapan kasus Narkoba yang dilalukan oleh jajaran Polda Kalsel.
Ini juga sebagai bukti dan komitmen Polda Kalsel melalui Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) dan jajaran memberantas peredaran Narkoba di Kalsel.
Tentunya Kapolda Kalsel Brigjend Pol Rachmat Mulyana adalah orang yang menjadi ujung komando dalam perang terhadap peredaran Narkoba di Kalsel ini.
Namun selain sosok sang Jenderal masih ada satu nama yang memiliki andil besar dalam pengungkapan kasus penyalahgunaan Narkoba.
Dia adalah Kombes Pol Muhammad Firman yang saat ini menjabat sebagai Direktur Reserse Narkoba (Diresnarkoba) Polda Kalsel.
Direktur Reserse Narkoba sendiri adalah merupakan unsur pelaksana tugas pokok yang berada di bawah Kapolda dengan tugas menyelenggarakan penyelidikan dan penyidikan tindak pidana penyalahgunaan Narkoba, termasuk penyuluhan dan pembinaan dalam rangka pencegahan dan rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba.
Sejak dirinya dilantik pada 10 Agustus 2017 silam, banyak prestasi yang ditorehkan olehnya dan jajarannya.
Dari pengungkapan peredaran sabu antar kampung hingga antar negara telah berhasil digulungnya. Sudah puluhan kilo sabu dan puluhan ribu butir ekstasi yang berhasil dimusnahkan berkat kerja apik jajarannya.
Saat ditemui klikkalsel.com, ia menceritakan resep dan kiat yang diterapkannya dalam menjalankan tugasnya.
Kombes Pol Muhammad Firman mengibaratkan sebuah kereta api, maka posisi Diresnarkoba adalah lokomotif, sementara jajaran anggotanya sebagai gerbongnya.
Karena lokomotif adalah mesin yang ada di bagian paling depan kareta api. “Nah, agar kereta itu berjalan dengan cepat, tepat dan tidak keluar jalur dan sampai di tujuan dengan selamat tergantung lokomotifnya,” ujar perwira yang pernah menjabat sebagai Kasubdit V Dittipidnarkoba Bareskrim Polri dan Wadir Resnarkoba Polda Bangka Belitung ini.
Jadj, gerak kereta api baik mau cepat atau tidak tergantung kinerja lokomotif. Namun untuk mencapai tujuan bersama, gerbong dan lokomotif harus saling terkait, kerja sama serta saling percaya satu yang lainnya.
“Saya harus bisa beri contoh tauladan yang baik agar gerbong saya akan ikut kemana lokomotifnya bergerak. Dan paling penting adalah usaha, doa dan tawakkal, itu bekal saya,” imbuhnya.
Selain selalu memberikan motivasi kepada jajarannya, ia mengaku juga memberikan reward kepada anggotanya yang berprestasi dan tidak segan-segan memberikan hukuman bagi anggota yang bermasalah agar menjadi contoh bagi yang lain.
“Saya ajukan promosi jabatan dan sekolah bagi yang berprestasi dan bagi anggota yang bermasalah saya beri hukuman, hingga usulan untuk tidak lagi jadi bagian komuniti reserse narkoba. Ini dilakukan agar anggota yang lain tidak meniru,” ujar penyuka Nasi Kuning ikan Haruan (Gabus) ini.
Ia juga tak hentinya menyerukan agar masyarakat tidak berurusan dengan yang namanya Narkoba, karena ‘barang setan’ itu, tidak ada manfaatnya sama sekali bahkan cenderung merusak generasi bangsa.
Bahkan dia memberikan ancaman keras kepada bandar Narkoba untuk tidak coba-coba bermain di wilayah hukumnya, karena pihaknya tidak akan segan-segan dan tebang pilih untuk memberikan tindakan tegas.
“Pak Kapolda sudah intruksikan kepada kami agar tidak segan-segan untuk memberikan tindakan tegas, jadi jangan coba main-main,” pungkasnya. (david)
Editor : Farid