BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kain tradisional sasirangan kembali mencuri perhatian. Wastra kebanggaan Banua tersebut tampil elegan lewat kolaborasi apik antara Desainer Nasional Ayu Dyah Andari dan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Banjarmasin.
Tak sekadar memamerkan koleksi busana, gelaran fashion show yang digelar di salah satu hotel berbintang itu juga mengusung misi sosial sekaligus pelestarian lingkungan.
Ketua Dekranasda Kota Banjarmasin, Neli Listriani, menyambut hangat kerja sama ini. Menurutnya, kolaborasi tersebut menjadi langkah nyata untuk mengangkat sasirangan agar lebih dikenal di kancah internasional.
“Kami sangat mengapresiasi desainer terkenal seperti Ayu Dyah Andari yang mau menggaet Dekranasda Kota Banjarmasin. Ini menunjukkan bahwa wastra sasirangan bisa dikenal secara luas, bahkan menembus pasar internasional,” ujarnya.
Selain menghadirkan ragam koleksi busana, kolaborasi ini juga memberi dampak positif bagi masyarakat. Sebagian keuntungan penjualan dialokasikan untuk Yayasan Kanker Indonesia Kota Banjarmasin, sekaligus mendukung program pengelolaan limbah tekstil sasirangan di Kalimantan Selatan.
Ayu Dyah Andari pun mengungkapkan bahwa Banjarmasin memiliki posisi istimewa bagi brand-nya, karena menjadi salah satu kota dengan jumlah pelanggan loyal terbanyak setelah Jakarta.
Baca Juga : Pelatihan Sasirangan di Tanah Bumbu: Melestarikan Warisan Budaya, Menggerakkan Ekonomi
Baca juga : Tampil Memukau, Ketua TP PKK Kalsel Promosikan Kain Sasirangan Hingga Kancah Internasional
“Tahun ini kami ingin lebih dekat dengan pelanggan, tidak hanya tampil di show dunia, tapi hadir langsung di kota-kota besar di Indonesia, termasuk Banjarmasin,” ungkapnya.
Menurutnya, kain sasirangan memiliki karakter unik dan fleksibel untuk dikreasikan ke dalam desain modern.
“Sasirangan itu punya motif yang bisa dibentuk. Saya membuat desain khas saya sendiri—motif bunga mawar—yang dulu kita bawa ke Inggris, dan sekarang kita realisasikan di koleksi ini,” jelasnya.
Ia mengaku senang karena koleksi terbarunya mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Banua. “Alhamdulillah, koleksi ini sangat disukai warga Banjarmasin,” sambung Ayu.
Ketertarikannya terhadap wastra Nusantara, khususnya kain tradisional, sudah tumbuh sejak lama. Bahkan, sasirangan menjadi salah satu bahan favoritnya dalam berkarya.
Kolaborasi ini diharapkan tidak hanya menampilkan estetika tinggi dalam dunia mode, tetapi juga menjadi pesan kuat tentang kepedulian sosial sekaligus pelestarian budaya khas Banjarmasin.
“Tahun lalu saya sudah berkolaborasi menggunakan sasirangan dan membawanya ke Paris. Sekarang, saya kembali gunakan dengan sentuhan baru khas Ayu Dyah Andari,” pungkasnya.(fachrul)
Editor: Amran





