BANJARBARU,Klikkalsel.com – Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru targetkan sebanyak 7000 warga divaksinasi dalam seminggu guna percepatan vaksinasi Covid-19. Tujuannya untuk mendorong capaian target nasional vaksinasi hingga 70 persen guna membentuk herd immunity di tengah masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Rizana Mirza mengatakan, target capaian tersebut juga sesuai dengan arahan Wakil Gubernur Kalsel, Muhidin, agar Pemerintah Kota Banjarbaru membentuk tim percepatan untuk vaksinasi Covid-19, pada rapat koordinasi vaksinasi di Balai Kota Banjarbaru, Jumat, (1/10/2021) lalu.
“Ini sedang kami rumuskan. Sementara untuk di puskesmas akan vaksinasi kisaran 7.000 orang per minggu. Semoga juga RSD Idaman, Klinik TNI Polri, Swasta di Banjarbaru bisa capai besaran itu,” ucapnya , Sabtu (2/10/2021)
Dirinya juga mengatakan, fasilitas vaksinasi di Kota Banjarbaru teradapat 22 tempat, terdiri dari 10 Puskesmas dan 12 klinik fasilitas vaksinasi, TNI/Polri dan rumah sakit.
“Ini sudah jalan setiap hari. Dan dalam beberapa minggu kedepan ada beberapa kegiatan vaksinasi massal di Kota Banjarbaru,” ungkapnya.
Ujarnya telah tersedia 50 ribu dosis vaksin di Dinas Kesehatan Banjarbaru , Puskesmas dan Klinik guna serbuan vaksin.
“Kota Banjarbaru juga akan kedatangan 57 ribu vaksin dari Dinkes Kalsel dan 25 ribu dari PMI, kami selalu berusaha agar logistik tersebut bisa segera dihabiskan yang tentunya dengan memperhitungkan kekuatan tenaga vaksinatornya,” lanjutnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarbaru, Aditya Mufti Ariffin
menyebut saat ini sudah ada sekitar 20 ribu dosis vaksin yang masuk ke Kota Banjarbaru.
“Vaksin didapat dari TNI 1680 dosis, Polri 1680 dosis, HIPMI 10.000 dosis, Poltekkes 2.000 dosis, OJK 2.750 dosis, dan Dinkes 3.180 dosis, kurang lebih 20 ribu dosis vaksin yang sudah disuntikan,” katanya.
Ia pun menargetkan pada pertengahan Oktober 2021 ini agar bisa segera melakukan vaksinasi massal kepada masyarakat.
Sementara itu sebelumnya, Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Muhiddin mengingatkan agar tidak terjadi penumpukan vaksin baik di Dinkes maupun Puskesmas.
“Kalau ada vaksin yang datang langsung saja diberikan, info kepada masyarakat. Kalau bisa Puskemas dan fasilitas vaksinator untuk membuat spanduk atau baliho jumlah vaksin dan agenda vaksinasi, dan ketelitian pendataan peserta vaksin. Sehingga kedepannya tidak mengalami kerancuan dalam data vaksinasi'” ingatnya. (Putra)
Editor: Abadi