Religi  

Haul Abah Guru Sekumpul Momentum Perkokoh Solidaritas Umat Muslim Berlomba-lomba Dalam Kebaikan

Sekretaris Dewan Pendiri Rabithah Melayu Banjar, Najmi Fuady yang juga sebagai tokoh muda Nahdatul Ulama Kalsel.

BANJARMASIN, klikkkalsel.com – Momentum Haul Guru Sekumpul atau KH Muhammad Zaini Abdul Ghani setiap tahunnya menghadirkan keberkahan. Salah satunya yang terasa adalah solidaritas umat muslim berlomba-lomba dalam kebaikan seperti pada pelaksanaan Haul ke-20 yang akan dilaksanakan pada 5 Rajab 1446 Hijriah atau bertepatan 5 Januari 2024.

Terwujudnya hal demikian, menurut Sekretaris Dewan Pendiri Rabithah Melayu Banjar Najmi Fuady adalah bentuk kecintaan dan penghormatan masyarakat kepada Guru Sekumpul.

“Beliau bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang guru spiritual yang mengajarkan nilai-nilai luhur tentang kasih sayang, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Kearifan dan keteladanan beliau dalam kehidupan sehari-hari menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang,” tuturnya, Sabtu (4/12/2024).

Ajaran Abah Guru Sekumpul telah menanamkan prinsip-prinsip kebersamaan yang kini terus hidup dalam setiap hati pencintanya. Melalui ajaran-ajarannya, beliau telah mempererat ikatan antar sesama, mengajarkan untuk saling membantu, dan menjadikan setiap langkah kita sebagai bagian dari kebaikan yang lebih besar.

“Tinggal menghitung hari, tepat pada tanggal 5 Rajab 1446 Hijriah atau 5 Januari 2025 Masehi, umat Muslim dari berbagai penjuru Indonesia bahkan dunia akan kembali berkumpul di Martapura, Kalimantan Selatan, untuk mengikuti Momen 5 Rajab,” imbuhnya.

Baca Juga Dapur Annor Depan Siapkan Sekitar Ribuan Nasi Bungkus untuk Haul ke-20 Guru Sekumpul

Baca Juga H-1 Puncak Haul, Beberapa Jalan Menuju Masjid Ar-Raudhah di Sekumpul Tak Bisa Dilewati Pengendara

Najmi mengatakan, acara yang penuh makna spiritual ini tidak hanya menjadi momen untuk mengenang dan menghormati Abah Guru Sekumpul, tetapi juga menjadi contoh nyata tentang bagaimana solidaritas dan kebersamaan dapat terjalin di tengah keberagaman.

“Setiap ajaran beliau terasa sangat mendalam, dan sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat Kalimantan selatan yang terus mengalir. Beliau selalu mengajarkan untuk selalu peduli, selalu berbagi, dan selalu menjaga kebersamaan,” ucapnya.

Najmi pun teringat dengan konsep solidaritas dari Emile Durkheim, yang disebut solidaritas organik. Menurutnya, Haul Abah Guru Sekumpul adalah contoh nyata dari solidaritas.

Di acara tersebut, tampak bagaimana setiap orang memiliki peran yang berbeda, namun semua saling melengkapi. Pemerintah membantu dengan menyediakan angkutan dan bahan makanan gratis, masyarakat lokal menyiapkan penginapan, dan banyak kegiatan gotong royong lainnya yang membuat semuanya terasa begitu istimewa.

Relawan yang datang, baik yang dari lokasi sekitar maupun jauh, bekerja bersama tanpa pamrih dalam melayani jamaah. Mereka yang lebih muda membantu mempersiapkan tempat, sementara yang lebih tua duduk bersama, berbincang dengan teman lama, mengenang masa lalu mereka saat masih “nyantri” di majelis Abah Guru.

“Rasanya seperti kembali ke rumah, meskipun kita semua datang dari berbagai tempat,” sebutnya.

Bagi Najmi, Haul Abah Guru Sekumpul juga memunculkan perasaan yang disebut homesickness atau rindu akan kampung halaman, seperti yang disebutkan oleh seorang penulis, Eurelings Bontekoe.

Perasaan itu sangat nyata bagi Najmi, karena setiap kali haul ini diadakan, dia merasa ada keinginan kuat untuk kembali ke suasana itu, ke momen kebersamaan yang begitu hangat dan penuh makna tenggelam larut bersama para pencinta dalam kerinduan kepada Abah Guru.

Di momentum Haul Abah Guru Sekumpul, sebutnya, tidak ada yang lebih indah daripada melihat semua orang, tanpa memandang perbedaan dan saling mendukung.

“Momen ini adalah pengingat bahwa kebersamaan dan gotong royong adalah nilai yang perlu kita jaga, apapun latar belakang kita. Haul Abah Guru Sekumpul lebih dari sekadar peringatan. Ini adalah simbol dari kekuatan kolektif yang terjalin di antara kita semua, yang terus hidup dalam hati para pencinta dan pengagumnya,” pungkasnya. (rizqon)

Editor: Abadi