BANJARMASIN, klikkalsel.com – Di Momen 10 November Hari Pahlawan Nasional 2020, tentunya mengingatkan masyarakat Kalimantan Selatan (Kalsel) kepada Jasa Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar, satu dari sekian banyak Pahlawan Nasional. Gelar yang diberi negara atas jasa-jasanya dalam mengusir penjajah, tidak berbanding lurus dengan kondisi makamnya yang berdekatan dengan tempat pembuangan sampah (TPS).
Ironisnya, makam Pengeran Antasari tak seharum nama dan jasanya. Sebab, aroma tak sedap tumpukan sampah di TPS, Jalan Malkon Temon, Banjarmasin Utara tersebut merusak estika makan Pangeran Antasari, bahkan sampah juga terlihat meluber ke jalan.
Hal ini bukan masalah baru, seperti biasa dan tidak ada perubahan dari beberapa tahun terakhir. Aroma tak sedap itu dirasakan bagi siapa saja yang melintasi di depan makam Pangeran Antasari.
Parahnya lagi sampah-sampah itu dibiarkan menutup sebagian badan jalan, dan tak jarang mobil yang melintas pun terpaksa nyaris menyerempet pohon atau dinding alkah warga di samping makam Pangeran Antasari.
“Ini hari Pahlawan Nasional ! ini pahlawan Kalsel, rasa miris makamnya harus jadi satu kawasan dengan TPS,” ujar Andi, mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Banjarmasin saat melintas Jalan Malkon Temon, Selasa (11/10/2020) malam.
Menurutnya kondisi tersebut sama saja tidak menghargai jasa pahlawan, terlebih Pangeran Antasari adalah pahlawan daerah Kalsel sendiri.
“Terkesan kita pasti dicap sebagai warga yang tidak menghargai jasa pahlawan kita sendiri,” imbuhnya kecewa.
Hal senada juga dikeluhkan warga lainnya yang saat itu juga melintas. Rayhan mempertanyakan peran pemerintah setempat khusus dinas terkait.
“Ada apa dengan Pemerintah Kota Banjarmasin, dinas kebersihan atau lingkungan hidup? kenapa tidak pernah ada solusi sama sekali?,” ungkapnya
“Kita mestinya dapat menghargai pahlawan kita. Apalagi Pangeran Antasari ini kan simbol perjuangan Urang Banjar. Sidin sudah berjuang membela tanah Banjar lewat simbol Waja Sampai Kaputing (Wasaka),” tegas Rayhan berharap ada langkah konkrit penyelesaian masalah tersebut.
Wajar Rayhan menyayangkan hal ini, pasalnya Banjarmasin tidak mempunyai situs peninggalan kerajaan. Atomatis hanya situs makam raja yang ada seperti makam Pangeran Antasari dan makam Sultan Suriansyah.
“Kalau dipikir lagi, kita tidak ada peninggalan kerajaan seperti di Pulau Jawa atau daerah lain. Ya, yang kita hanya punya hanya situs makam Sultan Suriansyah dan makam Pangeran Antasari sebagai bukti sejarah adanya Kerajaan Banjar. Jadi mari kita hargai lah simbol ini sebagai cagar budaya kita,” paparnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Banjarmasin Muhyar, saat dikonfirmasi tak mau berkomentar banyak soal TPS dan sampah meluber ke jalan di sekitar makam Pangeran Antasari.
“Intinya kita masih kesulitan lahan untuk memindah TPS tersebut,” ucapnya singkat dan mengakui memang tidak layak TPS di depan makam Pahlawan Nasional tersebut,
Kondisi tersebut juga menuai kritik lebih keras seperti apa yang dilontarkan tokoh Alalak, H Maulana. Pria yang akrab disapa H Imau ini dengan tajam menyorot kinerja Pemerintah Kota Banjarmasin, yang dinilainya acuh dengan kondisi makam Pangeran Antasari dan Makam Sultan Suriansyah.
Tak tanggung-tanggung, H Imau menilai seharusnya pihak pusat mencabut gelar Anugerah Budaya yang disematkan saat perhelatan HPN 2020 lalu, jika masalah ini tidak dipecahkan. Faktanya, sampah busuk itu terus menerus menggunung dan mengepung makam Pangeran Antasari.
Kritik pedas juga dilontarkan Ketua DPRD Kalsel, H Supian HK. Ia menilai tempat pembuangan sampah (TPS) di dekat makam Pangeran Antasari di Jalan Malkon Temon tidak layak.
“Tidak layak lah, TPS dekat makam pahlawan pahlawan,” ujar Supian HK, usai peringatan Hari Pahlawan.
Supian HK menambahkan, kondisi makam pahlawan pangeran Antasari harus dipercatik dan terpenting jauh dari TPS karena aroma bau yang tidak sedap tentu membuat masyarakat enggan berkunjung ke makam pahlawan tersebut terlebih bagi generasi muda kita
“Harus ada solusi dari Pemko Banjarmasin, apakah TPS itu dipindah atau bagaimana caranya agar areal makam Pangeran Antasari steril dari sampah dan layaknya sebagai pahlawan yang dihargai. Jangan selalu berlarut-larut seperti sekarang ini, dan hasilnya selalu tidak nyaman dilihat bagia siapa saja, terutama peziarah” pungkasnya. (rizqon)
Editor : Akhmad