MARABAHAN, klikkalsel- Dua periode menjabat Bupati di Kabupaten Barito Kuala (Batola) H Hasanuddin Murad mengapresiasi program dana desa yang dijalankan Presiden RI Joko Widodo.
Sejak 2014, dana desa mengalir dari pemerintah pusat, menurutnya sangat berdampak positif dalam hal pembangunan daerah pelosok.
“Januari 2014 itu dana desa mulai mengalir, luar biasa insfratruktur desa. Cuma, dana desa itu sebenarnya dalam rangka pemberdayaan masyarat desa, bukan pembangunan insfratruktur, tetapi karena dana kita, makan dana desa itu sebagian untuk insfratruktur,” turutnya kepada klikkalsel.com, belum lama tadi.
Khusus di Kabupaten yang berjuluk Bumi Selidah tersebut, Hasanuddin Murad mengaku, penggarapan pembangunan di Batola, cukup banyak menyedot anggaran.
Sebab, kontur permukaan di Batola adalah rawa, sehingga diperlukan dana tiga kali lipat dibandingkan anggaran pembangunan insfratruktur di kabupaten/kota dengan dataran tinggi, seperti kota Banjarmasin.
Dalam pengalamannya menjabat sebagai Bupati Batola, Hasanuddin Murad mengakui penggunaan dana desa sangat bermanfaat. Sebab Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Batola, tidak akan cukup untuk menyentuh pembangunan di pelosok 203 desa dari 17 kecamatan. Dengan adanya anggaran dana desa pertahun mencapai Rp 1 miliar per setiap desa.
“Januari langsung dicukurkan karena menyesuaikan dengan visi-misi presiden terpilih. Waktu itu 14 januarni langsung bisa masuk dana desa itu,” katanya.
Namun, suami Bupati Batola Hj Noormiliyani itu, tak menampik perlu adanya evaluasi dalam pelaksanaan dana desa yang langsung dikelola aparat desa.
Menurut Murad, kepala desa harus lebih mendapat pemahaman mendalam dalam pemanfataan dana desa, agar tidak menyalahi aturan sehingga tersandung hukum.
“Iya dalam pemeriksaannya itu lebih diberikan bimbingan lah, ya gak bisa seperti memeriksa kabupaten. Kalau desa ini baru saja menggunakan dana desa ini, tentu ada kekurangan. Harusnya juga lebih banyak bimbingan kecuali hal yang tak bisa dimaafkan” pungkasnya.(rizqon)
Editor : Alfarabi