FTBI Menjadi Salah Satu Upaya Agar Bahasa Daerah Tak Luntur Termakan Zaman

Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda saat membuka kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu tahun 2025 dalam rangka Harjad ke-499 Kota Banjarmasin

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Memeriahkan Hari Jadi ke-499 Kota Banjarmasin, Pemerintah Kota Banjarmasin kembali menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) tahun 2025 tingkat SMP se-kota Banjarmasin, yang diselenggarakan di SMP Negeri 2 Banjarmasin.

Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Ananda turut berhadir didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Ryan Utama, yang disambut antusias oleh para guru dan orang tua siswa.

FTBI sendiri hingga kini telah menjadi program rutin tahunan di sektor pendidikan yang menyasar pada penggalian potensi anak-anak SD dan SMP di seluruh Indonesia, termasuk Kota Banjarmasin.

Program tersebut menuntut peserta didik untuk dapat membangkitkan kembali geliat bahasa dan budaya lokal melalui berbagai ajang perlombaan yang menarik.

“Kita tahu ini semua tujuannya agar bahasa dan budaya Banjar yang kita cintai, itu tidak luntur begitu saja,” ucap Ananda.

Selain itu ia juga menginginkan agar program pelestarian Bahasa Ibu atau Bahasa Banjar tidak sekadar formalitas semata, namun benar-benar diimplementasikan dalam berbagai aktivitas pelajar di sekolah.

Baca Juga : Pembahasan Raperda Perlindungan Perempuan dan Anak Sudah Rampung

Baca Juga : Pemkot Banjarmasin Komitmen Bentuk Pos Bantuan Hukum dan Rumah Mediasi di 52 Kelurahan

“Kesadaran dan kecintaan pada bahasa Ibu kita atau bahasa Banjar itu harus dilestarikan. Karena saat ini banyak anak-anak kita yang menganggap bahwa bahasa gaul itu keren,” terangnya.

“Bahkan ulun dan Pak Wali Kota selama ini telah mencontohkan di sosial media kami untuk membiasakan pakai bahasa Banjar di setiap kesempatan,” tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin, Ryan Utama, menyampaikan bahwa terdapat lima kategori ajang yang diperlombakan pada Festival Tunas Bahasa Ibu.

“Ada lima lomba, mulai dari pidato bahasa Banjar, menulis puisi, lalu Bapandung atau komedi tunggal, bercerita bahasa Banjar dan menulis cerita pendek,” ungkapnya

Dengan atusias yang terus meningkat, Ia mengharapkan agar Bahasa Banjar bisa terus dan tetap hidup eksis di berbagai elemen kehidupan sosial bermasyarakat, khususnya di Banjarmasin.

Dengan adanya FTBI, diharapkan siswa-siswa di Kota Banjarmasin dapat lebih mencintai dan menyukai bahasa daerahnya sendiri. Ini penting, agar bahasa Banjar tidak punah di masa mendatang.

“Antusias peserta setiap tahunnya semakin baik dan ini menunjukkan bahasa Banjar masih jadi bahasa Ibu yang sarat makna dan kental di masyarakat,” tandasnya.(fachrul)

Editor: Amran