BANJARMASIN, klikkalsel – Insiden bom bunuh diri Gereja dan pintu masuk Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur menuai berbagai kecaman sejumlah pihak.
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel turut mengecam keras aksi terorisme tersebut.
Bom bunuh diri yang menimbulkan sejumlah korban nyawa dan luka-luka dinilai tidak berprikemanusiaan.
“Kami mengucapkan duka yang mendalam kepada para korban aksi teror tersebut, semoga keluarga para korban di beri kesabaran,” ujar Ketua FKPT Kalsel, Hermansyah Manaf.
Ia menyatakan, peristiwa itu tidak boleh terjadi lagi, karena tidak dibenarkan atas nama apapun. “Karena itu kita harus tetap tenang, namun tetap waspada di berbagai lini, terutama di lingkungan sekitar kita, pemukiman dan tempat kerja. Waspada harus terus dilakukan,” sebutnya.
Selain itu, kata aparat harus tetap bersiaga sesuai tupoksi dan protap, tanpa menimbulkan ketegangan di masyarakat.
Kemudian kepada media massa, baik media mainstream, maupun melalui media sosial agar tetap berpegang teguh pada kode etik. Kemudian juga perilaku penyiaran.
Jadi, ia meminta, Swartawan di dalam menuliskan informasi ini harus tetap mengacu kepada Dewan Pers tentang peliputan terorisme, jangan sampai terjadi gloravikasi, atau membesar-besarkan kekerasan ini, sehingga justru mempromosikan kekerasan.
“Kita harus tetap tenang, tidak perlu merasa ketakutan, kita harus berani melawan pada semua tidak radikal dan terorisme. Kita harus punya kekuatan untuk melawan, kita harus tetap bergandeng tangan untuk melawan setiap tindakan radikalisme dan terorisme ini. Bahu membahu untuk terus melakukan upaya pencegahan,” katanya.
FKPT Kalsel dalam hal ini terus melakukan berbagai upaya pencegahan menyebarnya paham radikal dan terorisme di masyarakat melalui berbagai strategi serta bersinergi dengan pemerintah, instansi terkait dan masyarakat sipil.
“Sehingga rumah bersama Indonesia ini benar-benar menjadi rumah bersama kita semua yang memberikan rasa aman dan damai buat kita semua,” tandasnya (*)