BANJARMASIN, klikkalsek.com – Komitmen untuk mengakhiri perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terus dilakukan Pemko Banjarmasin. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengentaskan prilaku tidak sehat tersebut.
Guna mensukseskan upaya penghentian BABS, kegiatan Dialog Membangun Komitmen Bersama Menuju Kalimantan Selatan Stop Buang Air Besar Sembarangan (S-BABS) 2024, di Gedung Mahligai Pancasila yang dihadiri Walikota dan Bupati se Kalsel, dilaksanakan.
Kegiatan yang juga dihadiri, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina tersebut bersisikan berbagai inovasi dan upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan wilayah bebas dari paraktik BABS.
Ibnu Sina menegaskan, bahwa pemerintah tak akan tinggal diam dalam upaya mencapai lingkungan yang lebih sehat dan bersih.
Ia berharap, pada akhir November 2024, setidaknya 10 kelurahan lagi dapat mendeklarasikan status Open Defecation Free (ODF), yang akan mendorong capaian kota menuju 80 persen wilayah bebas dari praktik BABS.
“Kita sedang menuju 80 persen. Saat ini Banjarmasin baru di angka 61 persen. Dengan deklarasi 10 kelurahan lagi, mudah-mudahan akhir November nanti kita bisa mencapai target tersebut,” ujarnya, Selasa (21/10/2024).
Ia mengakui mengubah perilaku masyarakat bukan hal yang mudah, terutama di daerah bantaran sungai, di mana kebiasaan BABS sudah lama mengakar.
“Untuk menghilangkan kebiasaan ini butuh dialog panjang, apalagi kalau sudah menyangkut jamban di pinggir sungai. Ini harus kita atasi bersama,” imbaunya.
Baca Juga : Dialog Membangun Komitmen Bersama Menuju Kalsel SBS 2024
Baca Juga : Debat Pilgub Kalsel Bakal Disiarkan Langsung TV Nasional
Ia menambahkan bahwa kebiasaan tersebut tidak hanya terkait perilaku individu, tetapi juga masalah ketersediaan infrastruktur sanitasi yang layak.
“Kita bersyukur, Banjarmasin sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah di beberapa titik dan sistem komunal menggunakan pipa, termasuk biofilter. Ini langkah penting untuk memastikan akses sanitasi di kota kita semakin baik,” jelasnya.
Menurut data, akses sanitasi layak di Banjarmasin saat ini telah mencapai 95 persen, melebihi target nasional 90 persen yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM).
Kendati demikian, tantangan masih ada yakni dalam mencapai sanitasi sehat, yang mana Banjarmasin baru tercapai 3 persen, sementara target nasional adalah 15 persen.
Oleh karena itu, Ibnu Sina menyatakan capaian ini perlu terus didorong melalui sosialisasi dan edukasi di masyarakat, terutama di kawasan pinggiran sungai.
“Kita harus bekerja sama agar masyarakat di bantaran sungai berhenti buang air di sungai. Mereka perlu diarahkan untuk menggunakan fasilitas komunal atau biofilter yang sudah kita sediakan di darat,” tuturnya.
Dalam upaya mencapai target ODF, Pemko Banjarmasin akan memprioritaskan 20 kelurahan yang masih berstatus belum bebas BABS. Beberapa daerah yang menjadi perhatian khusus meliputi Kelayan, Mantuil, Alalak, dan untuk daerah pasir mas bebas BABS.
“Pasir Mas itu kan daerah pelambuan, sudah hampir tidak ada lagi BABS di sana. Tinggal beberapa kelurahan yang harus kita tuntaskan,” terangnya.
Ia pun optimis jika 10 kelurahan lagi berhasil mendeklarasikan status ODF bulan depan, maka capaian sanitasi kota akan lebih signifikan dan berdampak pada kualitas hidup warga.
“Kita punya satu keunggulan, bahwa dengan kolaborasi lintas sektor dan partisipasi masyarakat, target ini bisa kita capai,” bebernya.
“Banjarmasin ini harus jadi contoh, bukan hanya untuk Kalsel, tapi untuk daerah lain juga. Ayo kita sama-sama capai 80 persen ODF dan jadikan kota kita lebih bersih dan sehat,” tandasnya.(fachrul)
Editor : Amran