BANJARMASIN, klikkalsel.com – Dua tahun perekonomian terpuruk akibat pandemi Covid-19. Dalam percepatan pemulihan ekonomi masa sekarang, Dinas Perdagangan (Disdag) Kalsel mengajak konsumen cinta produk dalam negeri dan daerah.
Hal itu disampaikan Kepala Disdag Kalsel Birhasani dalam momen Hari Konsumen Nasional (Harkonas) 2022. Harkonas 2022 sendiri ujarnya diharapkan agar konsumen semakin cerdas dan kritis. Konsumen setidaknya harus mengetahui hak dan kewajiban, termasuk juga pelaku usaha dalam setiap kali bertransaksi.
“Beragam kegiatan digelar untuk memeriahkan Harkonas 2022, diantaranya jalan sehat sekaligus pembagian brosur yang berisikan edukasi kepada masyarakat,” tuturnya Jumat (20/5/2022).
Momentum Harkonas ini juga bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan Harkitnas ini, jelas Birhasani, harus dijadikan momentum untuk membangkitkan perekonomian yang sempat terpuruk selama 2 tahun karena terdampak pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
“Saatnya kita bangkit setelah 2 tahun terpuruk akibat pandemi Covid-19, ekonomi kita harus bangkit,” tegasnya.
Dijelaskan Birhasani, cara sederhana mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi adalah dengan cara membeli produk dalam negeri.
Baca Juga :Â Kenaikan HET LPG 3 Kg, Diharapkan Tidak Ada Lagi Kelangkaan
Baca Juga :Â Lomba Inovasi Produk Tabalong 2022, Kadis KUKMPP : Diluar Ekspektasi
“Kita harus mendorong percepatan ekonomi di daerah dengan membeli produk asli Indonesia dan daerah,” imbuhnya.
Dengan begitu, dia meyakini perekonomian Kalsel akan bangkit. Di antaranya pada sektor UKM, industri dan pertanian.
“UKM dan industri kita akan bangkit karena masyarakatnya membeli produk tanah air,” tandasnya.
Menyinggung kepuasan dalam bertransaksi, Birhasani menyebut masyarakat Kalsel semakin kritis dan semakin berani komplain jika merasa dirugikan. Seperti laporan yang masuk pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Banjarmasin
“Sejak tahun 2018 hingga sekarang kebanjiran laporan dari konsumen yang merasa dirugikan.
Alhamdulillah melalui proses negosiasi dan mediasi antara pelapor dan pelaku usaha, semua aduan konsumen dapat diselesaikan dengan baik dan damai,” jelasnya.
Sementara itu, Anggota BPSK Kota Banjarmasin Syahrani menyebut adanya peningkatan aduan konsumen yang diterima pada tahun lalu.
“2021 ada 23 pengaduan, itu jauh meningkat dibanding tahun sebelumnya.” ungkapnya.
Selain aduan dari konsumen, ia menyebut pada tahun lalu juga banyak aduan dari pelaku usaha yang merasa dirugikan oleh konsumennya. Mayoritas aduan yang masuk terkait hak-hak pelaku usaha yang tidak mampu dipenuhi, salah satu pembayaraan cicilan pembiayaan perumahan.
“Yang menjadi materi pelaporan pada umumnya adalah tidak terpenuhinya hak-hak pelaku usaha kaitannya dengan pembiayaan,” ujar Syahrani.
Masalah itu terjadi karena konsumen mengalami penurunan kemampuan di bidang ekonomi, sehingga yang mengalami ketidakmampuan dalam membayar pembiayaan.
“Padahal kala itu pemerintah sudah melarang penarikan unit-unit dari hasil pembiayaan, sehingga pelaku usaha juga merasa dirugikan karena keterlambatan penerimaan pembayaran,” tuturnya.
Syahrani mengklaim, semua aduan yang diterima, baik dari konsumen atau pun pelaku usaha dapat diselesaikan dengan baik melalui mediasi yang dilakukan.
“95 persen itu bisa selesai saat mediasi, hanya sedikit saja yang sampai sidang” pungkasnya. (rizqon)
Editor: Abadi