BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kabut asap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin pekat menyelimuti beberapa kabupaten/kota di Kalsel. Peristiwa ini mengakibatkan kualitas udara Banjarmasin dan Banjarbaru masuk kategori Tidak Sehat.
Kualitas udara tercemar saat ini berimbas pada kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di terus melonjak. Data Dinas Kesehatan Kalsel pekan 38 tahun 2023 menunjukkan Banjarbaru masih menjadi yang tertinggi dengan 846 kasus. Posisi kedua disusul Banjarmasin sebanyak 825 kasus.
“Proporsi kasus ISPA di Banjarbaru selama September 2023 mencapai 1,3 persen, dan merupakan wilayah yang paling terdampak Karhutla,” ujar Kepala Dinkes Kalsel, Diauddin, Rabu (4/10/2023).
Berbeda dengan sebelumnya, lonjakan ISPA drastis terjadi di Barito Kuala. Dinkes Kalsel mencatat ada 776 kasus di kabupaten berjuluk Bumi Selidah itu. Kondisi tersebut membuat Batola menggeser Banjar di posisi ketiga.
Baca Juga : Kabut Asap Kian Pekat, Disdik Keluarkan SE PJJ untuk Semua Sekolah di 9 Kelurahan
Baca Juga : Warga Tak Menyangka Paman Birin Bagikan Sendiri Masker di Tengah Kabut Asap
Sementara Banjar, tercatat sebanyak 621 kasus ISPA. Jumlah itu lebih sedikit dibanding pekan lalu yakni 794 kasus.
Diauddin mengatakan, upaya yang lebih komprehensif dan terukur sudah harus dilakukan di tiga daerah, yakni Banjarmasin, Banjarbaru, dan Banjar. Dia mengimbau penggunaan masker bagi anak sekolah, ibu hamil, orang tua, dan orang dengan komorbid.
“Direkomendasikan untuk pelaksanaan sekolah daring di wilayah Banjarbaru dan daring selektif di wilayah Banjarmasin dan Banjar,” tandasnya.
Selain itu, Dinkes Kalsel juga merekomendasikan work from home (WFH) bagi ASN yang memiliki resiko tinggi, seperti ibu hamil, ada komorbid, dan usia lebih 40 tahun. (rizqon)
Editor: Abadi