Deteksi Dini Gangguan Kesehatan, 52.112 Bayi Baru Lahir Terskrining Dinkes Kalsel

Seluruh tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas se-Kalsel mengikuti Workshop Skrining Bayi Baru Lahir tingkat provinsi tahun 2025.

BANJARMASIN, klikkalsel.com – Skrining Bayi Baru Lahir (BBL) menjadi fokus upaya strategis Pemprov Kalsel menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas hidup anak sejak dini.

Pada 2024 lalu, Pemprov Kalsel melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menskrining 52.112 BBL. Skrining dilakukan mencakup sejumlah penyakit serius seperti Hipotiroid Kongenital (HK), Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Hiperplasia Adrenal Kongenital (HAK), dan defisiensi enzim G6PD.

52.112 BBL yang terskrining meliputi 16.703 sampel skrining HK diperiksa. Alhasil 2 bayi positif HK.

Selanjutnya untuk skrining PJB, sebanyak 35.409 bayi atau 48,31 persen dari total sasaran telah diperiksa, dan 20 bayi terdeteksi gagal skrining, yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lanjutan dan tata laksana awal.

Plt Kepala Dinkes Kalsel, M. Muslim menerangkan BBL sangat penting sebagai langkah deteksi dini, mengingat keterlambatan penanganan dapat berdampak fatal terhadap tumbuh kembang anak.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) melalui Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel menyelenggarakan Workshop Skrining Bayi Baru Lahir (BBL) Tingkat Provinsi Tahun 2025 sebagai bagian dari upaya strategis menurunkan angka kematian bayi dan meningkatkan kualitas hidup anak sejak dini.

“Skrining bayi baru lahir adalah investasi jangka panjang untuk mencetak generasi yang sehat dan berkualitas. Kami berharap, melalui workshop ini, tenaga kesehatan di Kalsel semakin siap dan terlatih dalam pelaksanaan skrining yang menyeluruh sebelum bayi berusia dua bulan,” ucapnya membuka Workshop BBL tingkat provinsi tahun 2025 di salah satu ballroom hotel Kota Banjarmasin, Selasa (29/4/2025).

Baca Juga : Seminar Kesehatan Reproduksi, drg Ellyana Trisya: Perempuan Berdaya, Kunci Cegah KDRT

Baca Juga : Pemasyarakatan Bukan Sekadar Hukuman, Ditjenpas Kalsel Tegaskan Komitmen Pembinaan dan Kemanusiaan

Muslim menekankan, workshop yang diikuti seluruh tenaga kesehatan rumah sakit dan puskesmas se-Kalsel ini juga menjadi wadah koordinasi lintas sektor, termasuk dengan rumah sakit rujukan seperti RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang telah menjadi mitra pengolahan sampel skrining sejak 2023.

“Kunci sukses dari program ini bukan hanya pada alat dan teknologi, tetapi juga pada komitmen, kompetensi, dan sinergi antara tenaga kesehatan, pemerintah, serta masyarakat,” tandasnya. (rizqon)

Editor: Abadi