Dibantu 5 rekanya di rumah, Alfisah mencoba mengumpulkan bahan – bahan tersebut dan diolah menjadi minuman kesehatan berbentuk bubuk.
Berkat usaha tersebut, dari penjualan bubuk minuman kesehatan itu dalam sebulan, omzet kotor yang didapatnya berkisar Rp 5 -7 juta per bulan.
“Alhamdulilah kalau bersihnya Rp 2-3 juta,” ungkapnya.
Ia menambahkan, Saat ini karena usahanya terbilang baru, dalam pemasaran ia mengaku masih belum maksimal. Sebab baru dua toko yang mau dititipi produknya.
“Karena terkendala di perizinan yang masih proses seperti halal dan Izin Edar dari BPOM. Tapi saya juga menggunakan sosial media (Online) untuk pemasaranya dengan menggandeng akun-akun penjualan,” tuturnya.
Adapun produk Daya Qu yang di jual Alfisah adalah, Kopi Rempah, Teh Pasak Bumi, Simplisia Bajakah, Jahe Merah Saluang Belum, Jahe Merah Bawang Dayak, Akar Kuning Temulawak, Jahe Merah plus Bajakah dan Jahe Merah Bawang Dayak.
Harganya relatif, dimulai dengan kemasan 150 gram untuk kopi herbal berharganya Rp 35 ribu per kemasan dan kemasan 250 gram Rp 60 ribu.
Ia berharap penjualan UMKM produk lokal seperti ini semakin tinggi peminatnya dengan segala kekhasan rasa dan prosesnya yang masih tradisional.
“Saya harap, usaha saya ini bisa banyak disenangi oleh banyak orang dan bisa menjadi minuman kesehatan yang banyak dicari orang,” pungkasnya.(airlangga)
Editor: Abadi





