JAKARTA, klikkalsel.com – Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola) terus mendorong optimalisasi pemanfaatan wilayah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor bersama Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) terkait pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Barito Kuala, Rabu (5/11/2025).
Rakor tersebut menjadi momentum strategis bagi Pemkab Barito Kuala dalam menyelaraskan arah pembangunan daerah dengan kebijakan tata ruang nasional dan provinsi, agar perencanaan ruang dapat berjalan terarah, terpadu, dan berkelanjutan.
Bupati Batola H. Bahrul Ilmi hadir langsung dalam pertemuan tersebut, didampingi Wakil Bupati Herman Susilo, Ketua DPRD Ayu Dyan Lilian Sari Wiryono, Sekretaris Daerah H. Zulkipli Yadi Noor, serta sejumlah pimpinan SKPD terkait.
Dalam pemaparannya, Bupati menekankan bahwa pemerintah daerah memiliki komitmen kuat dalam memperkuat tata kelola ruang yang responsif terhadap kebutuhan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Salah satu potensi utama yang menjadi sorotan adalah Sungai Barito, yang dinilai mampu menjadi penggerak baru perekonomian Batola.
Baca Juga : Batola Tambah Raihan Medali di Porprov XII Kalsel, Total Capai 70 Medali
Baca juga : Muncul Spanduk Bertuliskan Ini, Kemenag dan Disdik Batola Perketat Pengawasan
Melalui unggahan di akun Instagram resminya, Bupati menyampaikan kebanggaan dan harapannya terhadap peluang pengembangan sektor industri di kawasan sungai tersebut.
“Alhamdulillah, saya kemarin berkesempatan melakukan pemaparan kepada Direktur Jenderal Tata Ruang terkait Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Barito Kuala. Dalam kesempatan ini, saya juga menyampaikan potensi besar Sungai Barito yang dapat kita kembangkan menjadi sektor industri di kawasan pinggiran sungai,” ujarnya.
“Langkah ini bertujuan untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sungai Barito memiliki potensi besar untuk menjadi pusat industri perkapalan, perbaikan kapal, dan pabrik-pabrik penunjang. Dengan membangun fasilitas produksi di kawasan tersebut, kita dapat mengolah bahan baku langsung di Barito Kuala tanpa harus bergantung pada pengiriman dari Jakarta atau Surabaya. Tentunya, hal ini akan meningkatkan efisiensi ekonomi dan pendapatan daerah. Semoga langkah ini menjadi awal kemajuan baru bagi Barito Kuala yang lebih sejahtera dan mandiri,” sambungnya.
Pengembangan kawasan pinggiran Sungai Barito sebagai pusat kegiatan industri dianggap mampu menghadirkan multiplier effect, mulai dari peningkatan kesempatan kerja, pertumbuhan investasi, hingga penguatan daya saing daerah.
Pemerintah berharap, kolaborasi lintas sektor dalam penyusunan RTRW ini dapat memperkuat fondasi pembangunan jangka panjang menuju Barito Kuala yang lebih maju, mandiri, dan berkelanjutan. (airlangga)
Editor: Abadi





