Buku Berjudul Abah, Mama dan Barito Putera: Warisan untuk Anak Cucu Serta Keturunan

BANJARMASIN, klikkalsel.com – CEO Barito Putera Hasnuryadi Sulaiman bersama pihak keluarga dan manajemen telah launching buku Autobiografi pendiri klub sepak bola kebanggan Banua, yaitu PS Barito Putera.

Buku itu, dilaunching pada acara Barito Putera Bersholawat bersama Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf di Halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin, pada Jumat (26/1/2024) malam kemarin.

Buku itu berjudul Abah, Mama dan Barito Putera. Ditulis oleh Hardimen Koto, seorang wartawan, pengamat, analis dan komentator sepak bola senior di Indonesia yang berasal dari Padang, Sumatera Barat.

Dalam buku itu, menceritakan tentang bagaimana asal muasal dan cerita perjalanan berdirinya klub kebanggan sepak bola Banua tersebut oleh almarhum H Abdussamad Sulaiman HB (H Leman) dan almarhumah Hj Nurhayati dari tahun 1988 hingga diteruskan oleh anak-anaknya sampai saat ini.

Baca Juga Gubernur Kalsel Hadir di HUT Ke-57 Hasnur Group dan Ingat Tentang H Leman

Baca Juga Maknai Haul Jama Keluarga Besar H Abdussamad Sulaiman HB, Guru Jaro: H Leman Wariskan Keturunan Soleh

Buku tersebut berjumlah 214 halaman yang mana maksudnya sama dengan tanggal dan bulan kelahiran dari sang founder. Yaitu H Leman yang lahir pada tanggal 21 dibulan April.

Ditemui seusai acara, Hardimen Koto mengatakan buku Abah, Mama dan Barito Putera itu selesai dikemasnya dengan kurun waktu sekitar beberapa bulan saja.

“Ya Alhamdulilah buku Abah, Mama dan Barito Putera yang saya kemas sekitar empat bulan bisa selesai,” ujarnya.

Bahkan, dalam menulis buku tersebut dirinya mengaku bersyukur karena dapat kesempatan untuk mendokumentasikan perjalanan klub berjuluk Laskar Antasari yang ternyata terdapat kontribusi besar dari sang founder dengan suporter hebatnya.

Dari buku tersebut, Hardimen Koto berharap warisan atau legasi yang ditinggalkan H Leman lewat Barito Putera dapat melahirkan inspirasi untuk semua anak-anak, cucu-cucunya maupun keturunannya dan warga banua yang dicintainya.

Lebih lanjut, kata Hardimen Koto, dengan kurun waktu empat bulan menulis buku tersebut dirinya telah menemui puluhan orang di banyak kota, mulai dari pulau Jawa dan Kalimantan untuk menjadi narasumbernya.

Mulai dari di Probolinggo, Bandung, Banjarmasin, Martapura dan
Marabahan.

“Dan saya harus katakan 80 persen narasumber saya isinya adalah air mata, air mata bahagia dan ini Waw,” imbuhnya.

Pasalnya, dari 9 buku yang pernah ditulisnya baru buku Abah, Mama dan Barito Putera inilah membuatnya tidak bisa mengeluarkan komentar.

“Saya tidak tahu harus bilang apa, saya cukup dengan satu kata saja. Waw,” pungkasnya. (airlangga)

Editor : Amran