BANJARMASIN, klikkalsel.com – Kota Banjarmasin memiliki kekayaan dan khas budaya mendapatkan apresiasi dilaksanakannya BisaFest di Banjarmasin Anggota DPR RI Komisi X Rosiyati MH Thamrin sebut sebagai perocontohan daerah kabupaten/kota lain di Kalsel.
Kegiatan BisaFest yang dilaksanakan ini sebagai ajang promosi khas masing-masing daerah. Di Banjarmasin khususnya kain Sasirangan hingga kini terus digaungkan oleh Pemko Banjarmasin.
Bahkan Rosiyati mengatakan kain sasirangan ini telah didaftarkan sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) ke Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham) sebagai hak paten agar tidak di klaim oleh orang lain.
“Jadi ciri Kalsel itu harus didaftarkan di Haki supaya menjadikan nilai sejarah bahwa sasirangan benar-benar dari Banjarmasin,” ucapnya.
Ia pun mengapresiasi Pemko Banjarmasin yang telah bersedia melaksanakan kegiatan BisaFest yang di inisiasi oleh Kemenparekraf RI dan DPR RI Komisi X ini.
Tentunya hal itu menurutnya bisa dijadikan kesempatan untuk meningkatkan ekonomi kreatif yang diharapkan bisa terus berkembang di kota seribu sungai itu.
“Saya harapkan event pertama kali digelar ini bisa dilaksanakan di daerah lain,” ucapnya.
Sementara itu, Plt Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, Machli Riyadi, mengaku sangat berterimakasih atas apresiasi yang diberikan.
Menurutnya dengan apresiasi itu, Disbudporapar tentu akan semakin meningkatkan dan berupaya merawat seni dan budaya yang di miliki dengan berbagai kegiatan.
“Kita juga sering melaksanakan sarasehan budaya banjar dan Workshop tari Rudat. Kita Banjarmasin juga tahun ini dinobatkan sebagai Tuan rumah pelaksanaan Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) 2024,” terangnya.
Selain itu, Machli juga mengatakan bahwa pihaknya terus memberikan dorongan dan suport guna memajukan UMKM yang ada di Banjarmasin agar mampu bersaing di tingkat Nasional.
“Upaya yang Budporpar lakukan yakni menggelar pelatihan Kemasan agar produk UMKM bisa menembus pasar Global dan minimal bisa dijual di Alfamart atau Indomaret,” tuturnya.
“Kita juga memberikan pelatihan digitalisasi dan interpreunership bagi UMKM serta kegiatan pembinaan serta pengembangan UMKM sesuai dengan kebutuhan pasar,” sambungnya.
Ia pun berharap agar Disbudporapar, sebagai dinas pengampu para pelaku Seni dan budaya termasuk EKRAF mampu menjembatani tantangan globalisasi dan pasar dunia.
“Konsep yang kami pakai dalam pelaksanaan program dan kegiatan di Budporapar adalah Hexahelix plus Agrigator yang sudah dimulai oleh pak Walikota Ibnu Sina sejak 8 tahun yang lalu. Dengan Kolaborasi semua pihak kita yakin bisa,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Disbudporapar Banjarmasin, Fitriah menyampaikan dengan adanya kegiatan ini dapat memberikan dampak positif terhadap kearifan lokal bagi pelaku usaha produk lokal yaitu kain sasirangan.
Serta membangkitkan motivasi dan kreatifitas para pengrajin khusus nya di Banjarmasin, untuk lebih bersaing dalam membuat produk lokal yaitu sasirangan.
“Kita dari Pemko Banjarmasin akan berupaya membantu para UMKM dalam penganggaran space atau outlet ke tingkat pusat,” ungkapnya.
“Sehingga kain sasirangan yang di produksi oleh para pengrajin lokal produk nya dapat bersaing dengan pengrajin luar di pasaran nasional,” tandasnya.(adv/fachrul)
Editor : Amran