BANJARMASIN, klikkalsel – Hujan memang suatu berkah yang diturunkan oleh Tuhan untuk manfaat kepada makhluknya di bumi.
Namun kedatangan hujan tak selalu dinanti, khususnya mereka yang sedang menggelar hajatan seperti kawinan.
Berbagai macam cara dilakukan agar hujan tak turun dan tidak mengganggu jalannya acara, seperti dengan cara memanggil pawang atau dengan ritual-ritual adat tertentu.
Di Kalimantan Selatan, khususnya masyarakat Banjarmasin memiliki cara tersendiri yang dipercaya dapat menangkal hujan.
Mereka yang ingin menggelar hajatan biasanya akan menusuk cabe atau lombok merah dengan lidi, lalu menempatkannya di bawah tenda atau depan rumah tempat hajatan digelar.
Biasanya lidi yang bertancap cabe tersebut sudah harus diletakan sehari sebelum acara.
Adapula cabe yang diikat tali di bagian ujungnya lalu digantung di kolong rumah, atau di bawah pelaminan mempelai.
Menurut Tirtayasa, salah satu warga yang terlihat menggelar hajatan pernikahan anaknya mengaku tidak tahu sejak kapan dan oleh siapa cara ini dilakukan.
Namun ujarnya hal ini seperti sebuah budaya turun temurun yang telah dilakukan sejak jaman kakeknya bila setiap ingin menggelar acara.
“Kalau istilahnyakan cabe itu merah, pedas dan panas. Jadi berharap cuaca juga bisa cerah dan panas alias tidak hujan,” ujarnya coba menyimpulkan makna dari lidi bertancap cabe tersebut.
Entah manjur atau tidak cara tersebut, namun ditengah kemajuan jaman seperti ini masyarakat Banjar masih melakukan pasang lidi bertancap cabe jika hendak menggelar hajatan. (david)
Editor : Akhmad