BATULICIN, klikkalsel – Bullying dianggap biasa. Itu adalah pandangan sebagian besar anak-anak, khususnya pelajar di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu). Jika tidak segera dicegah, praktik bullying tersebut jelas akan berdampak negatif bagi psikologi anak.
Menurut Kabid Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dida Rodiah, salah satu upaya meminimalisir praktik bullying tersebut yakni dengan membentuk Forum Anak Daerah.
“Di mata anak, bully itu dianggap biasa saja. Di sinilah forum anak akan ikut mencegah terjadinya praktik bullying di sekolah,” ujar Dida Rodiah, Senin (3/9/2018).
Ia mencontohkan, ada anak yang karakternya sangat pendiam. Lalu, oleh teman-temannya ia dicibir karena kurang pergaulan. Ada juga anak yang ketahuan membolos oleh gurunya, lalu ia dihukum. Pelajar yang dihukum kemudian diolok-olok oleh teman-temannya.
Sepintas, hal semacam itu biasa terjadi di lingkungan sekolah. Akan tetapi, menurut Dida, apa yang dilakukan anak yang mengolok-olok dan mencibur temannya sudah termasuk bullying dan tak boleh dilakukan. “Saya kira hampir setiap sekolah ada hal-hal seperti itu. Mereka seperti mudah membully,” katanya.
Saat ini, Forum Anak Daerah di bawah Dinas Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Tanah Bumbu sudah dibentuk di 10 kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Setiap forum tingkat kecamatan beranggotakan 25 anak berusia di bawah 18 tahun yang umumnya beranggotakan pelajar SLTP sederajat dan SLTA sederajat. Selain diberikan pemahaman soal larangan bullying, anggota Forum Anak akan diberikan motivasi, wawasan, etika, dan cara berorganisasi.
Aspirasi anak-anak juga menjadi fokus pembentukan Forum Anak Daerah ini. Beberapa suara anak yang biasanya muncul di Forum Anak Daerah di antaranya meminta pemerintah untuk memunculkan kembali permainan-permainan tradisional, melindungi anak dari narkoba dan pernikahan dini.
Yang tak boleh dilewatkan, menurut Dida, keberadaan Forum Anak Daerah akan banyak memengaruhi kebijakan pemerintah, termasuk di bidang infrastruktur yang harus ramah terhadap anak. Misalnya, di setiap bangunan, baik taman, sekolahan, atau masjid, tidak ada pagar runcing yang membahayakan anak-anak.
“Oleh karena itu, forum anak juga mestinya harus dilibatkan dalam rencana pembangunan agar instansi lain dapat melakukan pembangunan yang ramah terhadap anak,” tandasnya.(puja mandela)
Editor : Farid





