BBM Tercampur Air, DPRD Kalsel Desak Pembentukan Satgas Independen

Sales Area Manager Kalsel Bondan Tri Wibowo saat memberikan keterangan kepada awak media

BANJARMASIN, klikkalsel.com – PT Pertamina Patra Niaga memastikan seluruh produk bahan bakar minyak (BBM) yang beredar di Kalimantan Selatan (Kalsel), seperti Pertalite dan Pertamax, aman dan layak digunakan masyarakat.

Kepastian ini disampaikan menyusul ramainya isu dugaan bahan bakar tercampur air yang sempat viral di sejumlah daerah.

Sales Area Manager (SAM) Kalimantan Selatan, Bondan Tri Wibowo, menegaskan, Pertamina menindaklanjuti seluruh laporan masyarakat dengan cepat dan transparan. Hingga kini, tercatat sekitar 90 laporan terkait dugaan BBM tercampur air, namun hasil pengecekan menunjukkan kasus yang beragam dan sebagian besar tidak terbukti.

“Kami pastikan produk kami aman. Jika ada keluhan, masyarakat bisa melapor melalui Call Center 135 atau langsung ke SPBU tempat membeli. Semua laporan akan kami verifikasi dan tangani dengan tanggung jawab,” ujar Bondan usai rapat dengar pendapat (RDP), Selasa (11/11/2025).

Baca Juga : Ketua DPRD Kalsel : Hari Pahlawan Momentum Penting Tanamkan Perjuangan dan Nilai-nilai Kebangsaan

Baca Juga : Bapemperda DPRD Kalsel Tingkatkan Kualitas Regulasi Daerah

Bondan menjelaskan, proses verifikasi dilakukan secara detail, termasuk menelusuri rekaman CCTV di SPBU bila konsumen tidak menyimpan struk pembelian. Pertamina juga melakukan pengujian di berbagai titik, mulai dari terminal BBM, SPBU, hingga sampel dari konsumen.

“Begitu ada laporan, kami langsung lakukan pengecekan. Alhamdulillah hasilnya aman. Perlu diingat, botol transparan tidak menjamin mutu BBM. Jadi sebaiknya beli di SPBU resmi agar jika ada keluhan bisa ditangani dengan benar,” tegasnya.

Namun, tanggapan berbeda datang dari anggota Komisi III DPRD Kalsel, Rosehan Noor Bahri, yang menilai perlu adanya satgas independen yang melibatkan berbagai pihak untuk memastikan proses pengecekan berlangsung transparan. “Kalau mereka mencek sendiri, periksa sendiri, bisa tidak independen,” ujarnya.

Rosehan juga menyoroti pernyataan Pertamina yang selalu menyebut telah menindaklanjuti laporan melalui call center, namun tanpa penjelasan detail hasilnya. “Pertamina bilang menindaklanjuti, tapi menindaklanjuti seperti apa? Kalau memang tidak salah, kenapa ada kasus penggantian kerugian ke konsumen?” pungkasnya. (azka)

Editor : Akhmad