BANJARMASIN, klikkalsel – Beberapa waktu lalu publik Banjarmasin dan Banjarbaru digegerkan dengan penemuan mayat bayi yang ditemukan masih lengkap dengan tali pusar.
Setelah berhasil diungkap kepolisian ternyata dua kejadian yang hanya berjeda beberapa hari tersebut dilakukan oleh anak bawah umur.
Psikolog dari Diva HR Consulting, Raudah mengatakan, tingkah laku remaja pada dasarnya dilatar belakangi pendidikan dan pola asuh yang diterapkan orang tuanya dari kecil hingga memasuki 5 tahun ketiga rentang perkembangan psikologis anak.
Menurutnya, anak yang dididik dan dilatih untuk bertanggung terhadap tindakan atau prilakunya sejak dini tentunya akan mampu melewati dan menyelesaikan semua problem yang terjadi dalam dirinya, tanpa mencari jalan pintas yang salah.
“Namun sebaliknya jika sejak dini anak tidak terlatih bertanggung jawab dengan tindakannya, maka akan menampilkan prilaku yang tidak jujur dan tidak normatif di lingkungannya,” ujarnya.
Dijelaskannya, tidak peka dan kurangnya perhatian dari orang tua juga membuat anak remaja mencari sesuatu hal memuaskan kebutuhan emosinya.
Bahkan kebanyakan umumnya jika ditemukan tindakan asusila, orang tua cenderung menyalahkan teknologi yang ada di zaman sekarang.
Padahal ujarnya dengan mempersiapkan anak untuk bijaksana dalam memanfaatkan teknologi justru akan membuka seluasnya ilmu pengetahuan tentang pendidikan seks dini dengan segala akibat-akibatnya.
“Sehingga anak akan berpikir lebih jauh karena telah mengetahui akibat apa yang akan mereka lalui jika melanggar normatif tersebut,” jelasnya.
Ia pun menyarankan orang tua untuk lebih memahami kebutuhan dasar anak, yaitu memberikan perhatian dan memahami kebutuhan-kebutuhan emosi mereka.
Jadi teman bicara yang bijak dan membantu mereka mengenali masalah serta mengajarkan bertanggung jawab terhadap masalah yang telah dibuat untuk diselesaikan ujarnya jauh lebih baik dari pada hanya menyalahkan si anak.
“Ingat apapun yg menjadi masalah anak sebenarnya adalah bersumber dari apa yang sudah kita lakukan kepada anak kita. Cukupkah kita memberikan berbagai informasi yang berhubungan dengan perubahan yang akan terjadi saat anak baliq? Atau cukupkah pengetahuan agama terhadap norma-normanya?,” pungkasnya. (david)
Editor : Farid