BANJARBARU, klikkalsel.com – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin melakukan monitoring ke Gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah Kalimantan Selatan di kawasan Landasan Ulin Banjarbaru, Senin (06/10/2025).
Bersama Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan dan Kabinda Kalsel Brigjen Pol. Nurullah, Gubernur H. Muhidin ingin memastikan stok beras Stabilisasi Pasokan Harga Pangan (SPHP) yang ada di gudang Bulog benar-benar layak untuk dikonsumsi masyarakat.
Peninjauan ini dilakukan, ujar H Muhidin menindaklanjuti laporan bahwa ada bantuan beras yang diterima tidak layak konsumsi.
“Jadi kami memastikan dengan datang langsung ke gudang beras di Bulog ini,” tegasnya.
Dari pantauan, kondisi beras SPHP yang didatangkan dari luar negeri jumlah yang tersisa masih mencapai 13.000 ton. Saat ini sudah disortir semua, dan siap didistribusikan.
“Dari hasil pantauan kami, beras dari luar Kalsel ini kondisinya bagus, sudah di sortir semua. Masih ada sekitar 13 ribu ton lagi yang harus dihabiskan tahun ini,” jelas Gubernur Kalsel.
Gubernur H. Muhidin meyakini, masyarakat Kalsel kebanyakan lebih menyukai beras lokal (banjar) daripada beras luar. Bahkan menurutnya, Kalsel saat ini mengalami surplus beras.
“Pada dasarnya, kami hari ini mengharapkan penyaluran atau pendistribusian beras SPHP yang merupakan beras kiriman dari luar dan pemerintah pusat, dapat berjalan lancar,” pungkasnya.
Baca Juga : Dewan Tak Ingin Kasus Keracunan Massal MBG Terjadi
Baca Juga : Bawa Nama Kalsel, Eddy Supriatna Jadi Narasumber Vertical Rescue di Harau Rock Climbing Festival 2025
Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rosyanto Yudha Hermawan menerangkan pihaknya terus melakukan monitoring beras SPHP.
“Kami koordinasi dengan Pak Gubernur dan Kakanwil Bulog, terkait penyaluran beras SPHP ini. Dan sampai akhir tahun 2025 ini, masih terdapat 13ribu ton yang harus disalurkan ke masyarakat,” ucapnya.
Kepala Bulog Kanwil Kalsel, Muhammad Akbar Said, target yang ditetapkan sebanyak lebih 25.000 ton beras SPHP yang harus disalurkan ke masyarakat hingga akhir tahun ini.
“Sebenarnya stok beras yang ada di kita saat ini, jumlahnya 29 ribu ton. Terdiri dari 16 ribu ton beras dalam negeri, dan 13 ribu ton, sisa beras impor dari luar negeri tahun 2024 lalu,” ujarnya.
Tahun 2025 ini menurutnya, tidak adalagi kiriman dari pusat maupun impor, mendatangkan beras dari luar negeri.
“Beras yang jumlahnya masih mencapai 13.000 ton ini, rencananya kami akan salurkan pada kegiatan bantuan pangan dan SPHP, menunggu instruksi dari Badan Pangan Nasional,” tandasnya. (rizqon)
Editor: Abadi





