MARABAHAN, klikkalsel.com – Banjir melanda Kalimantan Selatan (Kalsel) telah memasuki pekan keempat sejak 11 Januari lalu. Bantuan logistik terus disalurkan untuk penyintas bencana ini. Bantuan bahan pokok yang diterima tak bisa diolah warga lantaran krisis gas elpiji.
Saat ini rendaman air sudah mulai mengalami penurunan, meski demikian sejumlah kabupaten masih terendam dengan luasan wilayah cukup parah seperti di Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut. Di tengah keberlimpahan bantuan logistik bahan pokok, keluhan baru yakni krisis bahan bakar minyak (BBM) mengemuka.
Misalnya di Desa Jejankit Baru, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala yang masih terendam banjir dengan bervariasi hingga mencapai paha orang dewasa. Kepala desa setempat, Gunawan mengatakan bantuan bakan pokok yang diterima cukup untuk kebutuhan makan selama sepekan.
Namun bantuan itu tak dapat dimanfaatkan warga untuk diolah menjadi makanan lantaran krisis gas elpiji. Alternatif menggunakan kayu bakar pun tak dapat dilakukan warga lantaran pemukiman masih terendam.
“Bahan makanan cukup untuk satu Minggu khususnya di desa Jejangkit Muara, tapi gas ini menjadi pertimbangan kita. Semoga ada donatur yang mau membantu,” ucapnya kepada klikkalsel.com, Rabu (27/1/2020).
Junaidi menambahkan, saat ini ada sekitar 200 kepala keluarga yang kembali ke tempat tinggal dari pengungsian seiring penurunan rendaman air. Bantuan gas elpiji, sebutnya, sangat diperlukan warga.
“Kami bersedia menyerahkan tabung gas, kalau ada donatur datang tabung gas elpiji tiga kilogram,” pungkasnya.
Sementara itu, keperluan bantuan pokok makanan sekaligus bahan bakar juga sangat diharapkan penyintas banjir di daerah lain yang cukup sulit diakses seperti beberapa desa di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, dan Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. (rizqon)