BANJARMASIN, klikkalsel– Remisi bebas langsung untuk 10 orang warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banjarmasin pada momentum HUT RI ke 73, menyisakan kesan indah tersendiri bagi Sahruji yang divonis 15 tahun penjara.
Menjalani kehidupan selama bertahun tahun dan terpisah dari keluarga, bukan hal yang mudah untuk dilalui Sahruji. Selama 10 itu tahun pula ia harus merasakan tidur berdesakan dengan warga binaan lainnya dan bertahan dibalik jeruji besi.
Kondisi itu terus dilaluinya, hingga akhirnya ia dinyatakan bebas pasca menerima remisi setelah menjalani masa penahahan selama 10 tahun, usai upacara Hari bersejarah RI tersebut, Jumat (17/8/18).
Bebas dari penjara dan mengirup udara segar adalah keinginan dan harapan Sahruji selama ini. Sekitar pukul 11.00 Wita, warga Tabunganen, Kabupaten Barito Kuala (Batola) itu tampak berdiri sendiri ditepi Jalan Sutuyo S, depan Lapas Kelas IIA Banjarmasin.
Selama ia berdiri, belum ada pihak keluarga yang menjemputnya setelah melangkah beberapa meter dari prodeo yang selama ini menjadi tempatnya bereduh.
Pada kesempatan itu, klikkalsel.com yang secara kebetulan melihat Sahruji masih berdiri. Sehingga awak media ini berinisiatif mengantarkan Sahruji menuju lokasi keluarganya yang informasinya menungu di kawasan Pasar Taman Sari.
Dalam perjanalan, ia menceritakan pengalaman pahitnya saat menjalani masa tahanan selama 10 tahun dari vonis 15 tahun dari pengadilan Negeri Marabahan. Menurutnya, ia dikenakan pasal berlapis yang menjeratnya, terkait kasus pembunuhan dan penganiayaan.
“Aku sangat menyesal, dari sini lembaaran baru akan kumulai. Semoga keluarga korban memaafkan aku,†ucapnya saat dibonceng awak media ini.
Ia pun mengakui sangat merindukan keluarganya, selama menjalani masa penahanan yang tecatat 3 kali pindah tempat dalam menerima hukuman.
“Dari tahun 2008 sampai sekarang 2018, aku tiga kali pindah penjara dari Marabahan, Tanjung dan yang terakhir di Banjarmasin. Jarang sekali aku bertemu keluarga, membezuk aku,†sambungnya.
Sementara itu, Suasana haru kerinduan mendalam Sahruji pecah saat ia tiba di lokasi keluarganya menunggu di atas kelotok tepat di bawah jembatan Antasari. Ayah, ibu dan adiknya seketika memeluk Sahruji.
“Apa kabar ka, sekarang kita sudah bisa berkumpul,†ucap adiknya saat memeluk Sahruji di atas kelotok.
Rencananya, mantan narapidana yang dikenal santun dan berkelakuan baik selama menjadi warga binaan hingga mendapat remisi bebas langsung, Sahruji akan pulang ke Desa Aluh-aluh, Kabupaten Banjar tempat tinggalnya sekarang, menggunakan kelotok bersama keluarga.
“Dulu aku tinggal di Tabunganen, ternyata lama tak bertemu keluarga sekarang sudah pindah ke Aluh-aluh. Sehabis ini mau merantau mencari kerja, mohon bantu do’akan usai ke luar penjara,†pungkasnya sembari menghanturkan terimakasih.(rizqon)
Editor : Amrannuddin