BANJARBARU, klikkalsel.com – Persentase vaksinasi kelompok lansia dan anak 6-11 tahun di Banjarbaru masih banyak yang belum divaksin Covid-19. Sehingga cakupan vaksinasi perlu ditingkatkan lagi agar mengoptimalkan perlindungan kelompok lansia dari risiko terpapar.
Disampaikan Edi Sampana, Epidemiolog Kesehatan Banjarbaru mengungkapkan, per Minggu (20/2/2022) cakupan vaksinasi lansia baru mencapai 66,77 persen dari 13.639 jiwa.
Berdasar data tersebut, saat ini diperkirakan masih ada sekitar 4.532 lansia Banjarbaru yang belum menerima vaksin Covid-19 meskipun dosis pertama.
Sedangkan data untuk kelompok anak 6-11 tahun mencapai 74,20 persen dari jumlah sasaran 26.984 jiwa yang akan menerima vaksin. Selain itu masih 6.962 (25,80 persen) anak Banjarbaru usia 6-11 tahun yang belum pernah divaksin Covid-19.
Di tengah gelombang penularan varian Omicron saat ini, Edi Sampana mengatakan, cakupan vaksinasi perlu ditingkatkan lagi untuk mengoptimalkan perlindungan kelompok lansia dari risiko fatal Covid-19.
Selain itu, juga ada beberapa upaya yang bisa dilakukan terkait menurunkan penerapan PPKM level 3 di Banjarbaru.
Pertama memprioritaskan semua lansia dan komorbid untuk segera divaksin, karena mereka sangat berisiko bergejala berat atau fatal jika terinfeksi Covid-19.
Baca Juga : Kelurahan Belimbing dan Puskesmas Murung Pudak Door to Door Vaksinasi Lansia
Baca Juga : Paman Birin Lapor ke Jokowi Terkait Capaian Vaksinasi di Kalsel: Lansia Tervaksin 65 Persen
“Walaupun perkembangan terkini tingkat vaksinasi kita di Kalimantan Selatan masuk kategori tertinggi akan terus kita genjot, terlebihnya kita baru dapat kiriman sinovac sebanyak 2 ribu dosis,” bebernya.
Kemudian, lanjut Edi Sampana untuk mengurangi tranmisi komunitas yang bertujuan untuk mengurangi kasus baru Covid-19. Pemko Banjarbaru harus dapat melakukannya, seperti deteksi kasus pada yang bergejala, kemudian dilanjutkan dengan isolasi dan tracing terhadap kontak erat.
Lalu, untuk mengurangi kasus rawat inap di rumah sakit dengan vaksinasi pada yang belum pernah divaksin. Sosialisasi bahwa pasien Covid-19 yang perlu rawat inap hanya yang bergejala berat atau sedang.
Terakhir, untuk mengurangi kasus Covid-19 yang wafat, vaksinasi warga yang belum pernah divaksin, pelayanan pasien sesuai standar. Keaktifan petugas kesehatan mengontrol pasien yang isolasi mandiri untuk deteksi kegawatdaruratan, logistik seperti oksigen dan obat yang cukup di rumah sakit.
“Terus berusaha memvaksinasi semua kelompok penduduk, sehingga cakupan dosis pertama total 100 persen dan dosis kedua bagi lansia minimal 70 persen harus bisa tercapai pada akhir bulan, dan untuk kelompok anak di targetkan juga mencapai 70 persen,” bebernya, Senin (21/2/2022) Sore.
“Kita genjot percepatan vaksinasi bagi masyarakat, untuk yang tidak bisa datang langsung ke fasilitas kesehatan kita lakukan layanan vaksinasi door to door ke warga,”tambah Edi Sampana.
Upaya selanjutnya Edi Sampana menambahkan bahwa memperbaiki respon dengan tujuan untuk mengurangi positivity rate, perketat protokol kesehatan dan pengawasan pada orang yang positif.
“Kontak erat tidak sampai tertular dari kasus aktif, dan persentase yang positif dari yang dites semakin rendah. Setiap orang yang positif ditindaklanjuti dengan tracing pada kontak eratnya,” tambahnya.(putra)
Editor : Amran