Social Investment Hulu Migas: Dari Perut Bumi untuk Kehidupan di Permukaan

Arie Nauvel Iskandar

“Di setiap titik operasi hulu migas, ada denyut kehidupan baru yang tumbuh, dari semangat masyarakat, dari energi yang tak hanya menerangi mesin, tapi juga masa depan”.

Oleh: Arie Nauvel Iskandar

Di balik setiap tetes minyak dan gas bumi yang diangkat dari perut bumi, tersimpan kisah tentang bagaimana energi tidak hanya menggerakkan mesin industri, tetapi juga menghidupkan manusia dan lingkungannya. Hulu migas bukan semata urusan eksplorasi dan produksi, melainkan tentang bagaimana kekayaan alam dikelola dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari ujung barat di Provinsi Aceh hingga ke timur di Papua.

Tantangan Global dan Perubahan Mindset

Dunia kini menghadapi tantangan besar, pemanasan global dan krisis iklim yang memicu perubahan mendasar terhadap cara manusia memproduksi serta menggunakan energi. Transisi menuju ekonomi rendah karbon menuntut semua sektor, termasuk industri hulu migas, untuk beradaptasi dengan paradigma baru, bisnis yang berkelanjutan, bertanggung jawab, dan berkeadilan sosial.

Perubahan ini juga menggeser cara pandang industri energi di Indonesia. Kegiatan eksplorasi dan produksi kini tidak hanya diukur dari volume dan efisiensi, tetapi juga dari nilai keberlanjutan yang dihasilkan. Hulu migas menjadi bagian dari upaya besar negara dalam memperkuat ketahanan energi dan ketahanan pangan nasional, sebagaimana diamanatkan dalam Nawa Cita, dengan membangun keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

Dalam konteks tersebut, SKK Migas bersama seluruh perusahaan hulu migas berkolaborasi membangun berbagai inisiatif ramah lingkungan yang berdampak sosial signifikan. Semua dijalankan dengan kesadaran bahwa Keberlanjutan adalah kata kunci untuk generasi yang akan datang.

Catatan dari Forum PPM SKK Migas Kalsul

Komitmen itu ditegaskan kembali dalam Forum Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas Wilayah Kalimantan dan Sulawesi, yang digelar di Surabaya pada Selasa, 21 Oktober 2025. Forum ini mempertemukan SKKMigas, KKKS, pemerintah daerah, BUMD, serta para mitra pelaksana CSR untuk memperkuat sinergi dan arah kebijakan pembangunan sosial di sektor hulu migas.

Sebagai institusi yang mengemban mandat pengelolaan industri strategis negara, SKKMigas senantiasa mempelajari perkembangan dinamika sosial di daerah, khususnya di wilayah yang menjadi lokasi kegiatan hulu migas. SKKMigas melihat inisiatif pelibatan dan pengembangan masyarakat ini dengan serius.

Untuk itu, telah disiapkan pedoman yang diperbarui melalui PTK 017 Buku 3, yang kini memasukkan unsur metodologi pengukuran mencakup tata kelola program dan pengukuran dampak sosial yang lebih terukur dan akuntabel.

Pembaruan ini menjadi tonggak penting dalam memastikan bahwa setiap kegiatan sosial di sektor hulu migas tidak hanya bersifat simbolik, tetapi benar-benar menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat dan lingkungan.

Forum tahun ini dikemas dalam bentuk sharing session yang hangat dan inspiratif. Kegiatan dibuka dengan paparan SKKMigas mengenai rencana strategis ke depan dalam memperkuat implementasi social investment berbasis data dan dampak. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan kisah sukses dari Ibu Rudi, sosok di balik Rumah Makan Bu Rudi yang menjadi ikon kuliner sekaligus contoh nyata bagaimana UMKM bisa tumbuh dari lokal menjadi nasional melalui ketekunan, inovasi, dan kemitraan yang kuat.

Selain itu, Deryansha Azhary, podcaster muda yang aktif dalam pengembangan ekonomi kreatif, turut membagikan pengalaman membangun usaha yang adaptif di tengah tantangan perubahan zaman. Forum juga menampilkan sharing session dari ExxonMobil dan Pertamina, yang membagikan praktik terbaik dalam menjalankan program binaan UMKM di wilayah operasi mereka menunjukkan bagaimana kemitraan antara industri, pemerintah, dan masyarakat bisa menjadi fondasi pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.

Forum ini juga menekankan pentingnya integrasi data UMK, penguatan kolaborasi lintas lembaga, serta digitalisasi dalam pelaksanaan PPM. Melalui pendekatan tersebut, program sosial tidak hanya diarahkan pada pemberian bantuan, tetapi juga pada pembentukan ekosistem ekonomi lokal yang kuat, mandiri, dan inklusif menciptakan nilai tambah yang nyata bagi masyarakat.

Energi yang Menghidupkan

Melalui berbagai inisiatif social investment, hulu migas berupaya mengembalikan nilai dari sumber daya alam yang diambil kepada masyarakat di sekitarnya. Program Pendidikan dan wirausaha di Aceh, pengembangan koperasi nelayan di pesisir Riau, hingga pembentukan sentra UMKM di Kalimantan dan Sulawesi menjadi contoh konkret bagaimana energi yang dihasilkan dari bumi kembali ditransformasikan menjadi energi sosial yang menumbuhkan kehidupan di permukaan.
Energi yang diangkat dari kedalaman bumi, pada akhirnya, menjadi energi yang mengangkat martabat manusia.

Menjaga Alam, Menjaga Masa Depan

Kesadaran terhadap tanggung jawab lingkungan menjadi fondasi utama dalam setiap kegiatan operasi. SKK Migas bersama KKKS memperkuat praktik ramah lingkungan melalui inovasi efisiensi energi, pengelolaan limbah terpadu, konservasi kawasan pesisir, dan pemulihan lahan pascaoperasi. Prinsip ini menegaskan bahwa keberlanjutan energi hanya mungkin tercapai bila alam dijaga dengan sungguh-sungguh.

Dari Hulu untuk Indonesia

Social investment hulu migas bukan hanya bentuk tanggung jawab sosial korporasi, tetapi juga cerminan visi masa depan bangsa. Industri energi kini tidak lagi semata menggali sumber daya, melainkan juga menanam nilai kehidupan

Dari Sabang sampai Merauke, hulu migas hadir bukan hanya sebagai penghasil energi nasional, tetapi juga sebagai penggerak perubahan sosial dan ekonomi daerah. Karena seperti diyakini para pelaku industri ini:

“Kehidupan masyarakat seperti apa yang kita inginkan di masa depan, sangat bergantung pada bagaimana kita menjalankan bisnis hari ini.”

Dengan langkah berkelanjutan yang berpihak pada manusia dan alam, hulu migas Indonesia sedang menulis bab baru: bab tentang energi yang tidak hanya menggerakkan mesin, tetapi juga menghidupkan harapan.

Kalsul: Etalase Kolaborasi Sosial Hulu Migas Nasional

Wilayah Kalimantan dan Sulawesi kini menempati posisi strategis sebagai etalase kolaborasi sosial hulu migas nasional. Di bawah koordinasi SKK Migas Perwakilan Kalsul, berbagai perusahaan KKKS di wilayah ini memperlihatkan praktik terbaik dalam membangun model kemitraan dengan pemerintah daerah, BUMD, dan masyarakat. Pendekatan yang terukur, partisipatif, dan berbasis data sosial ini telah menjadi referensi bagi wilayah lain dalam menjalankan program pengembangan masyarakat yang adaptif terhadap dinamika lokal.

Dengan sinergi semacam ini, Kalsul bukan hanya menjadi wilayah operasi migas yang produktif, tetapi juga menjadi ruang pembelajaran social, tempat energi kembali menjadi kehidupan.

Penulis: Arie Nauvel Iskandar – Pengamat Kebijakan dan Komunikasi Publik, Ketua Umum Indonesia Public Affairs Community (IPAC), Anggota Dewan Pembina Kakao Indonesia (ASKINDO), Pegiat ESG dan HAM.

Editor: Abadi