JAKARTA, klikkalsel.com- Bupati Kabupaten Tabalong, Anang Syakhfiani, memaparkan quick win smart city di hadapan tim penilai 100 smart city, di Balai Sudirman, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI, Jalan Dr Suharjo, Menteng, Jakarta Selatan.
Pemaparan itu disampaikan Anang Syakhfiani bersama Ketua DPRD Tabalong, Mustafa, Kepala Diskominfo dan Statistik Kabupaten Tabalong, Pebriadin Hafiz dan pejabat lainnya yang tergabung dalam tim smart city Kabupaten Tabalong dalam kegitan Pameran dan Evaluasi Masterplan dan Quick Win Smart City.
Dalam pemaparannya, bupati mengatakan, master plan smart city ini akan diimplementsikan untuk menjawab berbagai tantangan dan mengambil peluang dalam menghadapi rencana pemindahan ibukota baru.
Disamping itu, quick win yang dihasilkan dari master plan selama bimbingan teknis (bimtek) tahap I hingga IV adalah capacity building, yaitu peningkatan keterampilan masyarakat, menciptakan wirausaha baru dan Langsat Manis (Layanan Angkutan Masyarakat yang Nyaman dan Gratis).
Selanjutnya, hasil yang telah dipaparkan akan menjadi sebuah nilai yang nantinya akan dijadikan sebagai point-point parameter dalam penentuan lokasi dana intensif daerah.
“Kita berharap dengan segala yang sudah kita lakukan bisa maksimal hasilnya, semua dievaluasi sejak kita menyusun buku satu hingga tiga,†ujar Bupati.
Bupati menambahkan, kedepannya akan ada evaluasi lagi, dengan diberikan kesempatan menyiapkan quick win atau program cepat yang sudah di desain, dengan melihat sejauh mana implementasinya.
“Nanti akan dilihat apakah quick win itu akan memberikan dampak positif untuk masyarakat, kemudian ada pengaruh yang lain, sehingga nanti akan bisa dievaluasi secara keseluruhan,” imbuhnya.
Sementara, Nicodemus, salah satu dari tim penilai 100 Smart City, menjelaskan, yang paling diutamakan dari smart city di daerah adalah bisa memanfaatkan teknologi informasi dan itu harus ikuti.
Menurutnya, jika hal tersebut tidak diikuti maka daerahnya akan jauh tertinggal dengan smart city di daerah lain.
“Kita harus berada satu tataran dengan negara lain, quick win tidak berhenti sampai situ saja, harus dikembangkan ke lain-lain dari produk,†terangnya.(arif/adv)